Ifonti.com, JAKARTA. Pasar keuangan Indonesia kembali dibuka dengan sinyal pelemahan nilai tukar rupiah. Pada awal perdagangan Rabu (8/10/2025) pukul 09.02 WIB, rupiah spot terpantau berada di level Rp 16.608 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini menunjukkan pelemahan sebesar 0,28% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya, yakni Rp 16.561 per dolar AS, mengindikasikan tekanan awal pada mata uang domestik.
Pelemahan rupiah ini bukan merupakan anomali tunggal, melainkan cerminan dari tren yang lebih luas di kawasan Asia. Mayoritas mata uang di benua ini juga kompak melemah terhadap dolar AS pada pagi hari yang sama. Won Korea menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 0,44%, diikuti oleh yen Jepang yang juga melemah signifikan sebesar 0,43%. Sementara itu, rupiah berada di urutan ketiga dengan pelemahan 0,28%, disusul oleh ringgit Malaysia (-0,22%), dolar Singapura (-0,19%), dolar Taiwan (-0,14%), peso Filipina (-0,08%), dolar Hong Kong (-0,02%), dan baht Thailand yang menunjukkan pelemahan tipis 0,003% terhadap dolar AS.
Rupiah Masih Akan Tertekan Penguatan Dolar AS pada Rabu (8/10)
Fenomena pelemahan mata uang Asia ini sejalan dengan tren penguatan dolar AS secara global. Ini terlihat dari kenaikan indeks dolar yang berfungsi sebagai tolok ukur nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Indeks dolar tercatat berada di level 98,84, meningkat dari posisi 98,57 yang tercatat pada hari sebelumnya, mengukuhkan dominasi dolar AS di pasar keuangan global.