Purbaya: 10 Tahun Lagi IHSG Bakal To the Moon

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, dengan keyakinan penuh menyampaikan pandangannya bahwa kinerja pasar modal Indonesia akan terus menunjukkan peningkatan signifikan dalam jangka panjang. Optimisme ini diutarakan Purbaya setelah menghadiri Dialog Pelaku Pasar Modal Bersama Menteri Keuangan RI yang diselenggarakan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, pada Kamis (9/10). Dalam kesempatan tersebut, ia menjawab pertanyaan mengenai dukungan pemerintah terhadap likuiditas pasar saham di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang baru saja mencetak rekor baru, menembus level 8.000.

Pergerakan IHSG pada hari itu mencerminkan sentimen positif yang kuat. Berdasarkan data RTI Business per pukul 10.42 WIB, IHSG tercatat mengalami kenaikan sebesar 43,743 poin atau 0,54 persen, mencapai level 8.209,772. Indeks bahkan sempat menyentuh posisi tertinggi di 8.211,066 dan terendah di 8.159,945. Melihat tren yang menjanjikan ini, Purbaya dengan lugas menyatakan, “Saya pikir IHSG akan cenderung naik terus. Mungkin 10 tahun lagi seperti yang saya bilang tadi, jadi *in short* IHSG *to the moon*.”

Menurut Purbaya, kenaikan indeks yang berkelanjutan ini merupakan cerminan nyata dari optimisme investor terhadap prospek ekonomi RI yang cerah. Ia menekankan bahwa fokus utama pemerintah tidak semata-mata mendorong pasar modal secara langsung, melainkan berupaya keras untuk memperkuat fundamental ekonomi nasional agar pertumbuhan berjalan secara berkelanjutan. “Tujuan kami bukan untuk mendorong pasar modal tapi mendorong perekonomian. Saya masih punya uang cukup banyak untuk menambah lagi kalau diperlukan, tapi otomatis kalau ekonominya bagus, pasar saham naik,” jelasnya, menggarisbawahi pendekatan holistik pemerintah.

Purbaya lebih lanjut menjelaskan bahwa dinamika di pasar saham pada dasarnya merefleksikan ekspektasi investor terhadap arah ekonomi di masa depan. Penguatan IHSG belakangan ini, kata dia, sangat sejalan dengan meningkatnya kepercayaan pelaku pasar terhadap kebijakan pemerintah yang proaktif. Kebijakan tersebut mencakup gelontoran dana sebesar Rp 200 triliun ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan rencana penambahan Rp 70 triliun ke sejumlah bank daerah. “Kan likuiditas baru kurang dari 1 bulan jalan, tidak mungkin tiba-tiba lari. Tapi mereka bisa hitung ke depan akan seperti apa ekonominya, dan saya pikir dengan diskusi tadi mereka akan lebih yakin perbaikannya sifatnya struktural dan akan berkembang terus ke depan,” tuturnya, menggambarkan dampak jangka panjang dari inisiatif pemerintah.

Dia menegaskan bahwa pemerintah masih memiliki ruang fiskal yang memadai, memungkinkan intervensi untuk menjaga stabilitas perekonomian bila diperlukan. Komitmen ini menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia kuat dan pemerintah siap mendukung pertumbuhannya. “Saya masih punya uang cukup banyak untuk menambah lagi kalau diperlukan, tapi otomatis kalau ekonominya bagus pasar saham naik,” pungkasnya, mengulangi keyakinan bahwa kesehatan ekonomi nasional adalah pendorong utama kemajuan pasar modal.