JAKARTA – Perdagangan saham di lantai bursa pada 6 Agustus menunjukkan pergerakan yang variatif untuk sejumlah emiten yang tengah menjadi sorotan pasar. Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) terpantau dengan dinamika harga yang berbeda, di tengah spekulasi kuat mengenai potensi mereka untuk masuk ke dalam Indeks MSCI.
Antusiasme investor terhadap ketiga saham Grup Barito, yakni CUAN, BREN, dan PTRO, kian memuncak karena ketiganya kini tidak lagi dikenakan pengecualian oleh MSCI akibat konsentrasi kepemilikan saham. Kondisi ini membuka lebar pintu bagi mereka untuk dipertimbangkan dalam rebalancing Indeks MSCI yang dijadwalkan akan diumumkan pada 7 Agustus.
Berdasarkan data RTI pada pukul 11.18 WIB, kinerja ketiga saham Grup Barito tersebut menunjukkan penguatan signifikan. Saham CUAN tercatat parkir di level Rp 1.565 per saham, BREN di Rp 7.250 per saham, dan PTRO berada di Rp 3.630 per saham. Ketiga emiten ini membukukan peningkatan harga sejak penutupan perdagangan kemarin, di mana CUAN memimpin dengan kenaikan 7,59%, diikuti oleh PTRO sebesar 4,89%, dan BREN naik 2,83%.
Meskipun demikian, performa kinerja Year-to-Date (YTD) ketiga emiten ini bervariasi. Sejak awal tahun, saham CUAN telah melesat 40,67% dan PTRO menguat 32,49%. Berbanding terbalik, saham BREN justru mengalami koreksi sebesar 21,56% secara YTD.
Fokus kemudian beralih ke PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), yang digadang-gadang memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Potensi ini didukung oleh lonjakan harga sahamnya yang impresif sejak awal tahun. Saham SSIA telah melonjak 95,54% YTD, meskipun pada perdagangan hari ini sempat terkoreksi tipis 0,38% dari penutupan kemarin, menempatkannya di level Rp 2.620 per saham.
Kenaikan fantastis harga saham SSIA tidak lepas dari peran akuisisi sebesar 5,89% saham perusahaan oleh Grup Djarum. Akuisisi strategis ini secara signifikan mendongkrak kapitalisasi pasar free-float SSIA menjadi US$ 618 juta, jauh melampaui ambang batas minimal US$ 250 juta yang ditetapkan MSCI. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian SSIA dalam 12 bulan terakhir juga memenuhi persyaratan minimal untuk dapat dipertimbangkan masuk ke MSCI Small Cap Index, memperkuat posisinya sebagai kandidat kuat dalam daftar rebalancing kali ini.