Asing Kabur! Saham Bank BCA & BRI Diobral Rp 3,4 Triliun

Fenomena keluarnya investor asing dari saham-saham bank bermodal besar, atau lazim disebut big banks, terus menjadi sorotan di pasar modal Indonesia. Dalam periode satu pekan terakhir, dominasi aksi jual bersih atau net sell oleh investor asing terhadap sektor perbankan raksasa ini telah mencapai angka fantastis Rp 3,4 triliun, menandakan tren divestasi yang signifikan.

Dari total nilai net sell yang masif tersebut, dua pilar utama perbankan nasional, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), menjadi emiten yang paling banyak dilepas oleh investor asing. Keduanya secara individual mencatatkan aksi jual bersih melampaui Rp 1 triliun selama periode 6 hingga 10 Oktober 2025, mengindikasikan tekanan jual yang terkonsentrasi pada saham-saham unggulan.

Secara lebih mendalam, BBCA memimpin daftar dengan nilai net sell asing mencapai Rp 1,36 triliun, menjadikannya bank dengan catatan penjualan bersih tertinggi di antara big banks lainnya. Tekanan jual ini berbanding lurus dengan pergerakan saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut, yang mengalami koreksi sebesar 1,66% dalam sepekan, menempatkan harganya di level Rp 7.400 per saham.

Kinerja Belum Capai Konsensus, Big Banks Diharap Tancap Gas di Kuartal Akhir

Di posisi kedua, BBRI juga tak luput dari aksi net sell asing yang mencapai Rp 1,26 triliun. Namun, di tengah gelombang divestasi, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ini justru menunjukkan ketahanan luar biasa. Sepanjang pekan, BBRI berhasil bertahan di zona positif, bahkan mencatatkan kenaikan 1,08%, mengakhiri perdagangan di level Rp 3.730 per saham. Ini menjadikannya satu-satunya dari jajaran saham big banks yang berhasil membukukan penguatan di tengah arus jual investor asing yang masif.

Sementara itu, catatan net sell asing pada saham dua bank besar lainnya, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), memang tidak setinggi angka yang tercatat pada BBCA maupun BBRI. Meskipun demikian, kedua saham ini tetap menjadi sasaran pelepasan portofolio oleh investor asing.

Secara spesifik, BMRI mencatat net sell asing sebesar Rp 475 miliar, sedangkan BBNI mengalami aksi jual bersih yang lebih moderat, yaitu senilai Rp 310 miliar. Angka-angka ini menegaskan bahwa fenomena divestasi investor asing menyentuh keempat pilar big banks Indonesia, meskipun dengan intensitas yang bervariasi.

Serupa dengan BBCA, pergerakan saham BMRI dan BBNI juga tidak mampu menahan tekanan jual. Sepanjang pekan, saham Bank Mandiri (BMRI) mengalami koreksi 1,39%, mengakhiri pekan di level Rp 4.250 per saham. Tak jauh berbeda, saham BNI (BBNI) juga terkoreksi 1,73%, ditutup pada harga Rp 3.970 per saham, melengkapi gambaran tekanan pasar yang dialami sebagian besar big banks akibat gejolak net sell asing.

Ringkasan

Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) saham-saham perbankan besar di Indonesia senilai Rp 3,4 triliun dalam satu pekan. BBCA dan BBRI menjadi emiten yang paling banyak dilepas, dengan masing-masing mencatatkan net sell di atas Rp 1 triliun. Tekanan jual ini berkorelasi dengan koreksi harga saham pada BBCA, BMRI, dan BBNI.

Meskipun mengalami net sell, saham BBRI justru berhasil mencatatkan kenaikan selama pekan tersebut. BMRI dan BBNI juga menjadi sasaran pelepasan portofolio oleh investor asing, meskipun tidak sebesar BBCA dan BBRI. Fenomena divestasi ini menandakan adanya tekanan pasar yang dialami oleh sebagian besar bank besar di Indonesia.