Saham PANI Ambles Usai Proyek PIK 2 Dicabut dari Daftar PSN, Ini Rekomendasi Analis

Ifonti.com JAKARTA. Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengalami tekanan signifikan di pasar setelah Presiden Prabowo Subianto secara resmi mencabut proyek PIK 2 Tropical Coastland dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Keputusan ini segera memicu aksi jual investor, menyusul hilangnya salah satu faktor pendorong sentimen positif yang selama ini menopang saham PANI.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Arman, menilai bahwa pencabutan proyek tersebut telah menimbulkan guncangan besar terhadap pergerakan saham PANI. Di akhir perdagangan, saham PANI anjlok 7,80% ke level Rp 13.600, dari harga pembukaan Rp 14.750 per saham. Penurunan ini, menurut Abida, mengindikasikan lenyapnya “premium regulasi” yang sebelumnya menjadi penopang utama valuasi saham PANI yang tergolong tinggi, yakni 11 kali price to book value (PBV).

Selain faktor pencabutan PSN, tekanan jual terhadap saham PANI juga diperparah oleh rumor pelepasan saham oleh pihak konglomerasi pendukung. Sebagai informasi, pada 7 Oktober 2025, PT Multi Artha Pratama (MAP), selaku pengendali utama PANI, telah melepas 178,23 juta saham PANI dengan nilai total mencapai Rp 2,50 triliun. Sehari setelahnya, MAP kembali melakukan divestasi sebanyak 6,7 juta saham PANI, dengan nilai penjualan mencapai Rp 100,5 miliar.

Meski demikian, secara fundamental, dampak dari pencabutan proyek tersebut terhadap bisnis inti PANI dinilai Abida masih relatif terbatas, mengingat proyek yang dicabut bukan merupakan bagian langsung dari portofolio utama perseroan. Namun, hal ini secara signifikan meningkatkan persepsi risiko regulasi dan politik di kawasan PIK 2, yang pada gilirannya menciptakan “credibility gap” antara klarifikasi manajemen dan ekspektasi investor.

Dari perspektif teknikal, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengamati bahwa pergerakan harga saham PANI saat ini masih cenderung bearish dalam jangka pendek. Kendati demikian, ia mencatat bahwa secara fundamental, kinerja PANI tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada semester I 2025, PANI berhasil membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 285,86 miliar, meningkat tipis dari Rp 284,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun untuk periode yang sama, PANI mencatat marketing sales sebesar Rp 1,2 triliun, angka ini baru mencapai sekitar 22% dari target perseroan untuk tahun 2025 yang dipatok sebesar Rp 5,3 triliun.

Tirta Mahakam (TIRT) Siap Mulai Bisnis Angkutan Batubara dan Bauksit di Oktober 2025

Ke depan, prospek saham PANI, menurut Abida, akan sangat bergantung pada kemajuan proyek-proyek di luar daftar PSN serta pencapaian target marketing sales tahun ini. Target penjualan lahan dan unit sebesar Rp 5,3 triliun akan menjadi katalis utama yang menentukan arah harga saham di sisa tahun 2025. Laporan penjualan kuartal III dan IV akan menjadi tolok ukur krusial untuk mengembalikan kepercayaan investor.

Selain faktor internal, arah pergerakan saham PANI juga akan dipengaruhi oleh ketersediaan pendanaan dan progres pembangunan infrastruktur penghubung PIK 2 dengan Bandara Soekarno-Hatta. Potensi penurunan suku bunga domestik serta kebijakan insentif sektor properti dari pemerintah juga dapat menjadi katalis positif tambahan. Dari sisi makroekonomi, stabilitas suku bunga global dan potensi insentif pajak properti dari pemerintah turut dapat memberikan ruang positif bagi sektor ini. Sebaliknya, rumor terkait kepemilikan saham dan isu-isu politik di sekitar proyek PIK 2 masih berpotensi menjadi penghambat dalam jangka pendek.

Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen ini, Abida merekomendasikan hold untuk saham PANI. Valuasi yang masih tergolong tinggi dibandingkan emiten sejenis, dengan price to book value 11 kali (berbanding rata-rata 1,1 kali), membuat saham ini belum menawarkan margin of safety yang menarik bagi investor. Dengan asumsi pencapaian target penjualan dan meredanya sentimen negatif, target harga PANI dalam 6–12 bulan ke depan diperkirakan berada di kisaran Rp 15.500–Rp 16.000. Jika kinerja membaik lebih cepat dan sektor properti menguat secara makro, potensi kenaikan ke Rp 16.500 tetap terbuka. Sebaliknya, kegagalan memenuhi target fundamental dapat memperpanjang fase konsolidasi PANI di area Rp 13.000–Rp 13.200.

Sementara itu, David menyarankan area entry ke saham PANI di Rp 13.000, dengan batas stoploss di Rp 12.500, dan target take profit di Rp 17.000.

Soal UKM hingga Ormas Garap Tambang Bauksit, ABI: Tidak Semudah Itu