Harga Emas Terus Melaju, Kembali Sentuh Rekor Tertinggi Baru Selasa (14/10/2025)

JAKARTA. Pasar komoditas kembali dihebohkan oleh lonjakan harga emas yang mencapai rekor tertinggi baru pada perdagangan Selasa (14/10/2025) pagi. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 07.52 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2025 di Commodity Exchange terpantau di level US$ 4.145,40 per ons troi. Angka ini menandai peningkatan signifikan dari hari sebelumnya yang berada di US$ 4.133 per ons troi, sekali lagi menegaskan posisi emas sebagai instrumen investasi yang sangat diminati di tengah ketidakpastian global.

Kenaikan impresif ini, seperti dilaporkan oleh Reuters, sebagian besar didorong oleh kembali memanasnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Situasi ini memperparah sentimen ketidakpastian yang lebih luas di pasar, memicu permintaan kuat terhadap emas sebagai aset safe haven. Selain itu, prospek penurunan suku bunga oleh bank sentral AS juga turut memberikan dorongan positif bagi logam mulia ini.

Sebagai aset safe haven, kinerja harga emas memang sangat menonjol sepanjang tahun ini, melonjak tajam hingga 57%. Bahkan, harga emas berhasil menembus batas psikologis penting US$ 4.100 untuk pertama kalinya pada hari Senin. Lonjakan ini didukung oleh serangkaian faktor fundamental, termasuk ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global yang berkelanjutan, ekspektasi penurunan suku bunga yang semakin kuat, pembelian masif oleh bank sentral di berbagai negara, serta arus masuk dana yang stabil ke produk investasi ETF berbasis emas.

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru

Ketegangan terbaru yang dimaksud bermula dari pengumuman China pada hari Kamis, yang menyatakan niatnya untuk memperluas kontrol ekspor atas logam tanah jarang. Kebijakan ini segera direspons oleh Presiden AS Donald Trump dengan ancaman tegas: pemberlakuan tarif 100% pada impor dari China dan pembatasan ekspor perangkat lunak penting buatan AS, yang akan mulai berlaku efektif pada 1 November mendatang. Eskalasi ini memperlihatkan betapa rapuhnya hubungan ekonomi kedua negara adidaya tersebut.

Melihat tren dan dinamika pasar saat ini, para analis keuangan mulai merevisi proyeksi mereka. Analis dari Bank of America dan Societe Generale kini berani memperkirakan bahwa harga emas berpotensi mencapai US$ 5.000 per ons troi pada tahun 2026. Sementara itu, Standard Chartered juga menaikkan perkiraan harga rata-ratanya untuk tahun 2026 menjadi US$ 4.488 per ons troi, menunjukkan konsensus yang semakin bullish terhadap prospek jangka panjang logam mulia ini.

Faktor lain yang menjadi perhatian investor adalah pidato Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, yang dijadwalkan berpidato di pertemuan tahunan NABE pada hari Selasa ini. Pidato tersebut sangat dinanti karena diharapkan dapat memberikan petunjuk baru mengenai arah kebijakan pemangkasan suku bunga di AS. Pasar terus mengantisipasi kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, yang kemudian diperkirakan akan diikuti oleh pemangkasan serupa pada bulan Desember, semakin memperkuat daya tarik investasi emas.