JAKARTA – Dunia investasi kembali menyorot pengumuman penting yang dijadwalkan hari ini, Kamis, 7 Agustus 2025: hasil kocok ulang atau rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Momen ini selalu dinanti para pelaku pasar, sebab potensi masuknya suatu saham ke dalam indeks MSCI dapat membawa dampak signifikan bagi pergerakan dan valuasinya di bursa. Para analis dan investor kini tengah sibuk mencermati saham-saham yang diproyeksikan memiliki peluang besar untuk bergabung dengan daftar elit tersebut.
Sebagai salah satu rujukan utama bagi manajer investasi global, indeks MSCI bukan sekadar daftar biasa. Keberadaan sebuah saham di dalamnya merupakan validasi penting yang kerap memicu aliran dana besar. Saham-saham yang berhasil menembus seleksi ketat ini berpotensi besar untuk menerima suntikan dana segar dari investor institusional asing, yang tentunya akan meningkatkan likuiditas dan kepercayaan pasar.
Salah satu nama besar yang kembali menjadi sorotan adalah konglomerat Prajogo Pangestu. Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, memproyeksikan dua saham unggulan di bawah payung Grup Prajogo Pangestu, yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), memiliki peluang kuat untuk diakomodasi dalam indeks MSCI pada rebalancing kali ini.
Selain duo saham Prajogo, sorotan juga tertuju pada PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang juga santer digadang-gadang bakal menjadi bagian dari indeks global ini. Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, menegaskan bahwa BREN merupakan kandidat terkuat. Penilaian ini didasarkan pada kapitalisasi pasar yang sangat besar serta likuiditas yang memadai, menyusul meredanya isu kepemilikan yang sempat menjadi perhatian sebelumnya.
Liza menambahkan, jika BREN benar-benar terpilih, dampaknya akan sangat positif, meliputi peningkatan likuiditas, masuknya arus dana asing melalui MSCI-referenced ETF atau fund, serta mendorong saham tersebut mencapai valuasi premium. Senada dengan hal tersebut, Prasetya Gunadi, Head of Research Samuel Sekuritas, mengungkapkan bahwa BREN perlu diperdagangkan di harga Rp 9.000 per saham agar memenuhi kriteria masuk indeks MSCI. Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Rabu (5/8), harga saham BREN berada di level Rp 7.225, menunjukkan kenaikan 150 poin atau 2,12% dari hari sebelumnya.
Tak hanya itu, Prasetya Gunadi juga menyoroti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) sebagai saham dengan peluang tertinggi untuk masuk dalam MSCI Indonesia Big Cap. Observasi ini didasari oleh nilai Free-Float Market Capitalization (FFMC) DSSA yang mencapai US$ 6,6 miliar, sebuah angka yang signifikan. Selain itu, indikator penting lainnya seperti Average Daily Trading Value (ADTV) dalam 12 bulan terakhir juga menunjukkan performa impresif sebesar US$ 7,2 juta per hari, dengan Annual Traded Value Ratio (AVTR) yang telah melampaui ambang batas 15%.
Di segmen berbeda, Samuel Sekuritas juga memproyeksikan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berpotensi besar untuk masuk dalam MSCI Small Cap Index. Proyeksi ini didukung kuat oleh lonjakan signifikan harga saham SSIA, yang sebagian besar dipicu oleh akuisisi 5,89% saham perusahaan oleh Grup Djarum. Akuisisi strategis ini, sebagaimana diungkapkan dalam riset bertanggal 22 Juli 2025, secara langsung mendorong peningkatan kapitalisasi pasar free-float SSIA. Kini, nilai kapitalisasi pasar free-float SSIA telah mencapai US$ 618 juta, jauh melampaui ambang batas minimum US$ 250 juta yang disyaratkan. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian SSIA dalam 12 bulan terakhir juga memenuhi, bahkan melebihi persyaratan minimal, tercatat sebesar US$ 1,8 juta per hari—di atas batas US$ 1 juta per hari—serta rasio 12M ATVR yang melampaui tolok ukur 10%.