Target Tinggi! 75% BUMD Jakarta Bagi Dividen, 2 Bakal IPO

Ifonti.com – , JAKARTA — Gubernur Jakarta, Pramono Anung, pada Kamis (7/8/2025) menyampaikan bahwa sebagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta masih mencatat kerugian. Menanggapi situasi ini, Pramono Anung telah mengambil langkah tegas dengan melakukan perombakan jajaran manajemen di beberapa BUMD selama beberapa bulan terakhir guna meningkatkan kinerja BUMD Jakarta.

Dalam upaya transformasi BUMD Jakarta, Pramono menetapkan target ambisius: lebih dari 75 persen dari seluruh BUMD ibu kota diharapkan mampu menyumbangkan dividen bagi pendapatan daerah dalam beberapa tahun mendatang. Ambisi ini merupakan bagian dari visi untuk menjadikan BUMD lebih mandiri dan berkontribusi nyata pada pembangunan kota.

Optimisme tersebut diperkuat dengan proyeksi bahwa dua BUMD berpotensi besar untuk go public atau melakukan Initial Public Offering (IPO) dalam satu tahun ke depan. “Mudah-mudahan, setelah satu tahun ke depan ada dua (BUMD) yang bisa go public, maka saya berharap lebih dari 75 persen BUMD-nya bisa memberikan dividen, seperti yang diharapkan oleh Pemerintah Jakarta,” ujar Pramono saat berpidato di Balai Kota Jakarta.

Dua entitas yang diandalkan untuk memelopori langkah IPO BUMD Jakarta ini adalah Bank Jakarta dan PAM Jaya. Kedua BUMD tersebut dipilih bukan tanpa alasan; mereka telah menunjukkan performa keuangan yang solid dan secara konsisten memberikan dividen yang signifikan kepada pemerintah provinsi.

Secara keseluruhan, dari total 14 BUMD Jakarta yang ada, Pramono mengungkapkan bahwa lebih dari separuhnya kini berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan stabil. Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa masih ada beberapa BUMD yang belum mencapai potensi optimalnya dalam hal finansial.

Salah satu akar permasalahan yang diidentifikasi sebagai penghambat kinerja keuangan BUMD yang belum optimal adalah kompleksitas pengelolaan aset BUMD. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana untuk mengambil alih sejumlah aset krusial dari BUMD tersebut, bertujuan untuk efisiensi dan optimalisasi.

Selain itu, ditemukan bahwa beberapa BUMD besar menghadapi tantangan finansial akibat penugasan-penugasan khusus yang diemban. “Memang ada beberapa BUMD besar yang karena penugasan, dan kemarin kami rapat khusus membahas BUMD, maka penugasan-penugasan seperti ini mulai kami kurangi,” tambah Pramono, mengindikasikan pergeseran strategi untuk meringankan beban BUMD.

Adapun ke-14 BUMD Jakarta yang menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi adalah: PAM Jaya, Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya, Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Perumda Paljaya, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Pembangunan Jaya Ancol, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), PT Bank DKI (Bank Jakarta), PT Jakarta Tourisindo, PT MRT Jakarta, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Jamkrida Jakarta, dan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).

Ringkasan

Gubernur Jakarta menargetkan lebih dari 75% BUMD Jakarta mampu menyumbangkan dividen dalam beberapa tahun mendatang. Target ini merupakan bagian dari transformasi BUMD agar lebih mandiri dan berkontribusi pada pembangunan kota. Pemerintah provinsi juga memproyeksikan dua BUMD, yaitu Bank Jakarta dan PAM Jaya, berpotensi untuk melakukan IPO dalam satu tahun ke depan.

Dari 14 BUMD Jakarta, lebih dari separuhnya dalam kondisi keuangan yang sehat. Pemerintah Provinsi Jakarta berencana mengambil alih sejumlah aset krusial dari BUMD untuk efisiensi dan optimalisasi. Penugasan khusus yang membebani BUMD juga akan dikurangi untuk meningkatkan kinerja keuangan mereka.