Kinerja Laba Melempem, Harga Saham Indomie (ICBP) Masih Gurih?

JAKARTA – PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), emiten produsen Indomie di bawah naungan Grup Salim, masih menjadi primadona di mata para analis. Meskipun kinerja laba perseroan sepanjang tahun berjalan menunjukkan tren yang kurang menggembirakan, proyeksi positif tetap mengemuka untuk saham ICBP.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, ICBP berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp12,74 triliun sepanjang periode Januari-September 2025, menandai pertumbuhan impresif 6% secara tahunan. Kinerja positif ini turut didorong oleh peningkatan penjualan neto konsolidasi yang naik dari Rp55,49 triliun menjadi Rp56,27 triliun pada tahun yang sama. Namun, di balik pertumbuhan penjualan dan laba usaha, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru mengalami penurunan 13% menjadi Rp7,11 triliun. Pelemahan nilai tukar rupiah menjadi biang keladi utama, mengakibatkan kerugian selisih kurs yang belum terealisasi dari aktivitas pendanaan. Akibatnya, core profit, yang menjadi indikator kuat kinerja operasional inti perseroan, turut terkoreksi 4% secara tahunan menjadi Rp7,69 triliun.

Menyikapi dinamika pasar yang penuh tantangan, Direktur Utama dan CEO ICBP, Anthoni Salim, menyatakan bahwa perseroan terus beradaptasi dengan fokus pada kebutuhan konsumen serta mengedepankan prinsip kehati-hatian. Dalam pernyataannya pada Sabtu (1/11/2025), Anthoni menegaskan komitmen perusahaan: “Kami terus memperkuat keunggulan operasional, mengoptimalkan portofolio, mendorong inovasi agar tetap relevan dengan selera konsumen yang terus berkembang, dan mempertahankan daya saing, serta menjaga posisi keuangan yang sehat untuk pertumbuhan berkelanjutan.” Langkah strategis ini diharapkan mampu menjaga performa ICBP di tengah gejolak ekonomi.

Di tengah kondisi tersebut, analis Ciptadana Sekuritas, Putu Chantika Putri, justru memberikan rekomendasi buy yang optimis untuk saham ICBP. Menurut Putu, pelemahan kinerja topline ICBP yang sempat menjadi sorotan pasar diyakini telah sepenuhnya terefleksi pada pergerakan harga saham perseroan.

Putu berargumen bahwa prospek pemulihan ICBP akan didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat yang bertahap, serta inovasi produk yang berkelanjutan, khususnya pada varian rasa mi. Lebih lanjut, posisi Indonesia sebagai konsumen mi instan terbesar kedua di dunia menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ICBP. Dalam risetnya yang dikutip Selasa (4/11/2025), Putu memproyeksikan pendapatan utama ICBP akan tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 6% sepanjang periode 2024–2027. Secara spesifik, ia memperkirakan ICBP akan membukukan pendapatan senilai Rp72,59 triliun dan laba bersih Rp7,07 triliun sepanjang tahun 2025, dengan kontribusi signifikan Rp55,12 triliun berasal dari segmen mi instan.

Tingginya harga komoditas minyak kelapa sawit (CPO) pada tahun 2025 juga turut mempengaruhi strategi ICBP. Perseroan telah mengambil langkah untuk menaikkan rata-rata harga jual (ASP) di segmen mi sekitar 3–4% guna mengimbangi tekanan biaya produksi. Putu meyakini, “Kami yakin bahwa begitu harga CPO mereda, perusahaan akan mendapatkan manfaat dari ekspansi margin, didukung oleh disiplin penetapan harganya dan ekuitas merek yang kuat.” Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi biaya yang lebih stabil di masa depan dapat memicu peningkatan profitabilitas ICBP.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Putu mempertahankan rekomendasi buy untuk saham ICBP, menetapkan target harga Rp12.400 per lembar. Target ini mencerminkan potensi kenaikan impresif sebesar 46,31% dari harga ICBP saat ini, menggarisbawahi keyakinan analis terhadap prospek masa depan produsen Indomie ini.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. – TradingView

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.