JPFA Catat Kenaikan Laba 15% di Kuartal III-2025, Cek Rekomendasi Analis

Ifonti.com   JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berhasil membukukan kinerja yang sangat solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, menegaskan posisinya sebagai pemimpin di sektor agribisnis terintegrasi di Indonesia.

Pencapaian gemilang ini ditandai dengan kenaikan penjualan bersih Japfa Comfeed yang mencapai Rp 43,10 triliun hingga akhir September 2025. Angka ini melonjak 4,41% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 41,27 triliun, mencerminkan permintaan yang kuat di pasar.

Kontribusi signifikan terhadap total pendapatan JPFA datang dari berbagai lini bisnis unggulannya. Segmen peternakan komersial menjadi penyumbang terbesar dengan Rp 17,28 triliun, disusul oleh lini pakan ternak sebesar Rp 11,1 triliun. Pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen ikut berkontribusi Rp 7,72 triliun, sementara budidaya perairan menyumbang Rp 3,68 triliun. Sektor pembibitan mencatatkan Rp 2,46 triliun, dan perdagangan lainnya melengkapi dengan Rp 1,66 triliun, menunjukkan diversifikasi pendapatan yang solid.

Kenaikan penjualan ini secara langsung mendongkrak laba bruto Japfa menjadi Rp 8,71 triliun, lebih tinggi dari Rp 7,94 triliun yang dicapai pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lebih mengesankan lagi, laba bersih perseroan melesat 15,05% secara tahunan, mencapai Rp 2,41 triliun dari sebelumnya Rp 2,09 triliun, menandai peningkatan profitabilitas yang signifikan bagi JPFA.

Laba dan Penjualan Japfa Comfeed (JPFA) Kompak Naik per Kuartal III-2025

Direktur Corporate Affairs Japfa Comfeed, Rachmat Indrajaya, menjelaskan bahwa capaian positif ini merupakan buah dari strategi inovasi dan efisiensi yang telah diimplementasikan perusahaan secara berkelanjutan. Japfa terus gencar melakukan diversifikasi produk di seluruh lini bisnisnya dan secara proaktif memanfaatkan teknologi mutakhir dalam proses produksi serta distribusi. “Kami optimistis dengan kinerja hingga akhir tahun ini dan berharap dapat meningkat lagi pada tahun depan,” ujar Rachmat kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).

Rachmat juga menambahkan bahwa potensi pertumbuhan industri peternakan di Indonesia masih sangat besar, terutama mengingat tingkat konsumsi daging ayam per kapita masyarakat yang relatif masih rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protein hewani menciptakan peluang emas bagi pertumbuhan permintaan produk-produk JPFA. Kendati demikian, ia turut menyoroti sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai, seperti fluktuasi harga bahan baku global dan ketidakpastian geopolitik dunia, termasuk dampak berkepanjangan konflik Rusia-Ukraina terhadap rantai pasok global.

Prospek Cerah Kinerja Japfa Comfeed, Intip Target Harga Saham JPFA dari Analis

Melihat kinerja cemerlang JPFA, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo, berpendapat bahwa momentum positif ini turut didorong oleh kenaikan harga DOC (day-old chick) dan ayam broiler, serta stabilnya permintaan pasar yang kuat. “Pertumbuhan di semua segmen bisnis juga ditopang oleh kenaikan harga jual, peningkatan volume, dan dukungan kebijakan pemerintah seperti program culling ayam serta pengurangan kuota impor grand parent stock (GPS) tahun 2024,” jelasnya, merinci faktor-faktor pendorong kinerja JPFA.

Azis memperkirakan bahwa Japfa Comfeed masih akan mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada kuartal IV-2025, seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang musim perayaan akhir tahun. Menurutnya, harga jual yang tetap tinggi, volume penjualan yang solid, serta berkurangnya impor GPS akan semakin memperkuat profitabilitas perusahaan. Di sisi lain, ekspansi strategis Japfa ke sektor hilir melalui bisnis pengolahan unggas dan produk konsumen juga diyakini akan menjadi pendorong tambahan yang signifikan bagi kinerja JPFA.

Pemulihan Permintaan Sokong Kinerja Japfa Comfeed (JPFA), Simak Rekomendasi Sahamnya

Meski prospeknya cerah, Azis mengingatkan akan sejumlah risiko yang patut dicermati dan dapat menekan kinerja JPFA, seperti potensi pelemahan daya beli masyarakat, ketatnya persaingan di industri, serta kenaikan biaya operasional. Namun demikian, berdasarkan analisisnya, ia merekomendasikan saham JPFA untuk dibeli dengan target harga optimistis sebesar Rp 3.110 per saham, meningkat signifikan dari rekomendasi sebelumnya Rp 2.010. Target harga ini mencerminkan valuasi price earnings ratio (PER) 11,6 kali dan price to book value (PBV) 1,9 kali, yang masih berada di bawah rata-rata industri sebesar 2,2 kali, menunjukkan potensi apresiasi.

Pada perdagangan Rabu (5/11), saham JPFA ditutup menguat tipis 0,41% ke level Rp 2.440 per saham, melanjutkan tren positifnya. Secara tahun berjalan, harga saham emiten unggas ini telah melesat impresif sebesar 29,44%, mengukuhkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis Japfa Comfeed.