Rupiah Terus Melemah, Analis: Masih Wajar dan Cenderung Terbatas

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan Rabu (12/11/2025). Berdasarkan data Bloomberg, pukul 12.11 WIB, posisi rupiah spot terpantau di level Rp 16.729 per dolar AS. Angka ini mencerminkan depresiasi sebesar 0,21% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya yang berada di Rp 16.694 per dolar AS.

Menanggapi pergerakan ini, Analis Mata Uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa pelemahan rupiah hari ini masih dalam batas kewajaran dan cenderung terbatas. Menurutnya, mata uang Garuda kini tengah berada dalam fase konsolidasi, dipengaruhi oleh minimnya data ekonomi signifikan baik dari dalam maupun luar negeri yang dapat menjadi katalis penguatan atau pelemahan lebih lanjut.

Lukman menjelaskan lebih lanjut, rupiah diperkirakan akan melanjutkan konsolidasinya dengan kecenderungan melemah tipis terhadap dolar AS. Tekanan utama datang dari prospek pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) di masa mendatang. Namun, di sisi lain, sentimen risk-on yang didorong oleh harapan akan berakhirnya shutdown pemerintahan AS memberikan dukungan tersendiri bagi pergerakan rupiah.

Dari sisi domestik, data ekonomi belum sepenuhnya memberikan pijakan kuat bagi penguatan rupiah, contohnya peningkatan tingkat pengangguran pada kuartal III-2025. Sementara itu, ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) masih membayangi pasar keuangan global, meskipun data tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Meskipun data ekonomi AS mulai melemah, kekhawatiran The Fed terhadap inflasi yang masih tinggi menjadi faktor krusial yang menahan mereka untuk segera mengubah arah kebijakan moneter secara drastis, seperti yang diungkapkan Lukman.

Menyoroti pergerakan jangka pendek, Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.550 hingga Rp 16.750 per dolar AS. Ia juga menegaskan peran aktif Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas. BI senantiasa melakukan intervensi di pasar ketika rupiah mendekati level kunci Rp 16.700.

Dengan demikian, Lukman meyakini bahwa tidak ada alasan untuk khawatir berlebihan terhadap pelemahan rupiah saat ini karena masih dalam batas yang wajar. Yang terpenting adalah menjaga volatilitasnya, dan BI diharapkan akan terus menjalankan fungsinya untuk memastikan hal tersebut tetap terkendali.