Ada Isu Merger, Begini Rekomendasi Saham GOTO

Rumor mengenai potensi merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab santer beredar di kalangan investor dan pasar modal. Meskipun isu merger GOTO-Grab ini belum terkonfirmasi secara resmi, performa saham GOTO tetap menarik perhatian. Terlebih lagi, raksasa investasi global seperti JPMorgan dan BlackRock belum lama ini diketahui memborong jutaan saham GOTO, menambah spekulasi di pasar.

Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, menegaskan bahwa isu merger tersebut masih sebatas kabar dan belum terkonfirmasi kebenarannya. Oleh karena itu, pembelian saham GOTO oleh JPMorgan dan BlackRock belum tentu menjadi indikasi langsung dari kabar tersebut. Namun, William melihat aktivitas ini sebagai momentum yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong kenaikan harga saham GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

William sendiri memberikan rekomendasi buy saham GOTO kepada para investor. Ia menetapkan target harga saham GOTO pada level Rp 72 hingga Rp 80. Untuk area beli, saham GOTO memiliki support di kisaran Rp 62 – Rp 64, dengan titik stop loss jika harga saham GOTO menurun di bawah Rp 55.

Menanggapi rumor yang berkembang, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menyampaikan penegasan resminya melalui keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (11/11/2025). Dalam surat bernomor 103/GOTO/CS/JKT/X/2025, manajemen GOTO menyatakan bahwa pemberitaan yang beredar luas di media mengenai rencana merger dengan Grab masih bersifat spekulatif. Pihak perseroan menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan maupun kesepakatan yang dibuat terkait aksi korporasi tersebut.

Lebih lanjut, GOTO juga mengklarifikasi bahwa agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 17 Desember 2025 tidak memiliki kaitan sama sekali dengan aksi korporasi, termasuk rencana merger atau akuisisi. Pemanggilan resmi RUPSLB ini akan dilakukan pada 25 November 2025 mendatang. Perseroan juga menepis rumor kerja sama lain dengan Grab maupun Danantara di luar isu merger, serta menegaskan tidak akan menanggapi pemberitaan spekulatif lainnya, termasuk potensi pembelian saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan kepatuhan regulasi, manajemen GOTO menyatakan bahwa perseroan akan selalu menyampaikan informasi material secara akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku. Dalam periode 12 bulan ke depan, GOTO menegaskan bahwa tidak ada rencana aksi korporasi material selain program pembelian kembali saham (buyback) periode 2025-2026, serta rencana pengalihan saham hasil buyback periode 2024-2025 yang telah mendapat persetujuan RUPSLB pada Juni 2025 lalu.