
Ifonti.com JAKARTA. Pasar saham Asia secara mayoritas menunjukkan pelemahan signifikan pada perdagangan Jumat (14/11/2025) pagi. Kondisi ini mencerminkan sentimen negatif investor yang menyelubungi kawasan tersebut, dengan berbagai indeks regional terkoreksi tajam.
Pada pukul 08.21 WIB, beberapa indeks utama telah bergerak di zona merah. Indeks Nikkei 115 Jepang memimpin penurunan dengan melorot 621,58 poin atau 1,21% ke posisi 50.664,95. Senada, indeks Hang Seng Hong Kong juga tertekan, melemah 412,72 poin atau 1,52% ke level 26.660,31. Indeks Taiex Taiwan tercatat turun 511,05 poin atau 1,68% menjadi 27.395.40, sementara Kospi Korea Selatan anjlok 88,85 poin atau 2,14% ke 4.081,30. Di sisi lain, ASX 200 Australia terkoreksi 123,25 poin atau 1,41% menjadi 8.630,10, diikuti oleh Straits Times Singapura yang turun 43,89 poin atau 0,95% ke 4.531,95, serta FTSE Malaysia yang melemah tipis 3,04 poin atau 0,19% ke 1.629,23. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pasifik juga turun 1%, mengindikasikan tekanan pasar yang merata di seluruh wilayah.
Pelemahan bursa Asia ini tak lepas dari kondisi Wall Street yang juga melemah sebelumnya, dipicu oleh ketidakpastian seputar kebijakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Selain itu, valuasi saham teknologi yang dianggap berlebihan turut membebani kinerja pasar saham global, termasuk di Asia. Investor cenderung menahan diri di tengah spekulasi mengenai arah kebijakan moneter AS dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Wisnu Varathan, Kepala Riset Makro Asia di luar Jepang di Mizuho Bank, seperti dikutip dari Bloomberg, menyoroti kekhawatiran yang mendalam di pasar. “Pasar tampaknya sangat ketakutan dengan kekhawatiran akan AI,” ungkapnya, mengacu pada sentimen negatif terkait sektor teknologi. Varathan menambahkan bahwa sikap The Fed yang cenderung menunggu daripada terburu-buru melakukan pelonggaran kebijakan moneter membuat kondisi pasar kurang kondusif, terutama bagi sektor teknologi yang sangat sensitif terhadap suku bunga.
Dalam perkembangan lainnya, para investor di Asia saat ini tengah menanti serangkaian data ekonomi penting dari China yang akan dirilis hari ini. Data tersebut mencakup informasi mengenai harga rumah, angka penjualan ritel, dan tingkat pengangguran, yang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai prospek ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Harga Emas Spot Naik pada Jumat (14/11/2025) Pagi