Meskipun sempat terkoreksi tipis pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah menunjukkan kinerja impresif sepanjang pekan ini. Penguatan mata uang garuda ini didorong kuat oleh ekspektasi pasar akan potensi pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
Merujuk data pasar spot Bloomberg, rupiah pada Jumat, 8 Agustus 2025, ditutup pada level Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah tipis 0,04% dibanding hari sebelumnya. Namun, dalam rentang sepekan, kurs rupiah justru berhasil menguat signifikan sebesar 1,35%. Sementara itu, data dari Jisdor Bank Indonesia menunjukkan rupiah ditutup menguat 0,08% ke posisi Rp 16.299 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.312 per dolar AS, sehingga akumulasi penguatan sepanjang pekan mencapai 1,18%.
Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,04% ke Rp 16.293 per Dolar AS pada Jumat (8/8/2025)
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan bahwa pada awal perdagangan Jumat (8/8/2025), rupiah sempat melemah akibat kekhawatiran investor terhadap dampak pengenaan tarif pada perekonomian regional ASEAN, termasuk Indonesia. “Namun, sentimen negatif tersebut tidak bertahan lama dan cenderung terbatas, seiring dengan mulai melonggarnya tekanan pasar,” ungkap Josua kepada Kontan.
Josua menambahkan, apresiasi rupiah terhadap dolar AS sepanjang pekan ini adalah cerminan dari perubahan ekspektasi pasar terkait pemotongan suku bunga The Fed. Proyeksi pemangkasan yang sebelumnya diperkirakan 25 basis poin (bps) kini meningkat menjadi 75 bps. “Perubahan ekspektasi ini sangat sejalan dengan data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan perkembangan yang mendukung,” imbuhnya.
Rupiah Jisdor Menguat 0,08% ke Rp 16.299 per Dolar AS pada Jumat (8/8/2025)
Melihat ke depan, Josua memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan mengalami pelemahan yang relatif terbatas pada pekan depan. Faktor pemicunya adalah proyeksi kenaikan data inflasi tahunan, baik dari sisi konsumen maupun produsen. Untuk pergerakan pekan depan, Josua memprediksi rupiah akan berada dalam rentang Rp 16.250 hingga Rp 16.375 per dolar AS.