Private Placement Ramai: Rekomendasi Saham yang Wajib Kamu Pantau!


Ifonti.com – JAKARTA. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah ramai melakukan aksi Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), yang lebih dikenal dengan istilah private placement. Langkah korporasi ini tentu menjadi sorotan investor dan analis pasar.

Salah satu yang paling menyita perhatian adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Maskapai pelat merah ini berencana menggalang dana segar sebesar Rp 23,67 triliun melalui private placement. Dana jumbo ini diproyeksikan untuk menopang proses restrukturisasi perseroan yang tengah berjalan. Detailnya, Rp 17,02 triliun akan disetor tunai secara langsung, sementara sisanya Rp 6,65 triliun merupakan konversi pinjaman dari pemegang saham.

Alokasi dana tersebut pun telah dirancang dengan matang. Manajemen GIAA berencana menggunakan 36,78% atau setara dengan Rp 8,70 triliun untuk modal kerja dan operasional perusahaan. Sementara itu, porsi terbesar, yakni 63,22% atau sekitar Rp 14,96 triliun, akan dialokasikan untuk memperkuat permodalan Citilink, anak perusahaan Garuda Indonesia, melalui konversi pinjaman pemegang saham menjadi modal serta setoran modal tunai.

“Pemodal sekaligus kreditur yang berhak menerima saham dalam aksi private placement ini adalah PT Danantara Asset Management,” ungkap manajemen GIAA dalam prospektus yang diterbitkan pada 11 November 2025.

Selain GIAA, emiten lain yang juga melakukan private placement adalah PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU). Perusahaan ini berencana menerbitkan 314,29 juta saham baru, atau setara dengan maksimal 10% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Aksi korporasi ini diasumsikan akan dilakukan dengan harga nominal Rp 25 per saham.

Demi Raih Suntikan Modal, Garuda Indonesia (GIAA) Rilis Saham Baru Rp 23,67 Triliun

“Tujuan aksi private placement MUTU ini adalah untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung implementasi rencana pengembangan strategis tahun 2026 yang berfokus pada ekspansi laboratorium dan layanan halal, peningkatan kapasitas inspeksi, dan sertifikasi,” jelas prospektus perusahaan tertanggal 11 November 2025.

PT Victoria Insurance Tbk (VINS) juga tak ketinggalan. Perusahaan asuransi ini berencana melakukan private placement sebanyak-banyaknya 146,05 juta saham, atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan perseroan, dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jika mengacu pada asumsi rata-rata harga saham VINS selama 25 hari terakhir sejak 1 Oktober 2025, yakni Rp 134 per saham, maka nilai private placement ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 19,57 miliar.

Dana yang diperoleh dari private placement akan digunakan untuk memperkuat modal kerja dan struktur permodalan perusahaan. Namun, aksi korporasi ini juga akan berdampak pada dilusi kepemilikan saham existing, yakni sebanyak-banyaknya 9,09%.

“PMTHMETD ini dapat dilaksanakan sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu 2 tahun terhitung sejak disetujui RUPSLB pada 20 Oktober 2025,” terang manajemen VINS dalam prospektus yang diterbitkan pada 16 Oktober 2025.

Selanjutnya, PT Mitra Investindo Tbk (MITI) juga berencana melakukan private placement sebanyak-banyaknya 354,07 juta saham, atau setara dengan 10% dari total modal disetor, dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Harga pelaksanaannya ditetapkan sebesar Rp 286 per saham, sehingga dana yang berpotensi diraih mencapai sekitar Rp 60 miliar.

Dana segar ini akan digunakan sepenuhnya untuk pengembangan usaha di bidang penambangan mineral strategis silika. Pengembangan ini mencakup belanja modal, pembelian saham, penambahan setoran modal, penyertaan saham, pengembangan kawasan, hilirisasi mineral strategis silika, dan/atau pemberian pinjaman kepada entitas anak beserta anak usahanya yang terkait pengembangan usaha silika.

“Termasuk pengembangan kawasan dan hilirisasi mineral strategis silika dan/atau pemberian pinjaman kepada entitas anak beserta anak usahanya yang terkait pengembangan usaha silika,” jelas manajemen MITI dalam prospektus tertanggal 11 November 2025.

Pelaksanaan pencatatan saham hasil aksi korporasi MITI ini dijadwalkan pada tanggal 17 November 2025, dan pengumuman hasil pelaksanaan akan dilakukan pada tanggal 19 November 2025.

Mutuagung Lestari (MUTU) Fokus pada 3 Pilar Bisnis Ini, Cermati Rekomendasi Sahamnya

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menilai bahwa dari sekian banyak aksi private placement, yang paling menarik adalah aksi yang dilakukan oleh GIAA.

Alasannya, skala private placement GIAA sangat besar dan ditujukan untuk restrukturisasi keuangan. Hal ini, menurut David, bisa menjadi titik balik (turnaround) jangka panjang bagi maskapai penerbangan tersebut.

“Dengan suntikan modal besar dari private placement dan konversi pinjaman, GIAA bisa memperkuat neraca (ekuitas + likuiditas), mengurangi beban utang, serta mendukung operasional armada dan perawatan pesawat,” ujarnya kepada Kontan, Senin (17/11/2025).

Senada dengan David, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman, juga melihat bahwa aksi private placement GIAA menarik karena merupakan bagian dari upaya restrukturisasi utang perusahaan.

“Untuk bisa memulihkan memang membutuhkan waktu, tapi hal ini bisa jadi salah satu langkah strategis di awal,” ujarnya kepada Kontan, Senin (17/11/2025).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, juga memiliki pandangan serupa. Ia menilai bahwa private placement GIAA menarik karena dana besar tersebut berasal dari Danantara. Selain itu, aksi korporasi ini juga akan mengubah posisi ekuitas Garuda dari negatif menjadi positif.

“Dampaknya, risiko gagal bayar turun, utilisasi armada naik, dan pendapatan bisa pulih mendekati sebelum pandemi dan mulai menghasilkan laba positif dalam jangka panjang,” ungkapnya kepada Kontan, Senin (17/11/2025).

Selain GIAA, MITI juga dinilai menarik karena dana yang diperoleh akan digunakan untuk bertransformasi fokus ke bisnis tambang pasir silika. Bisnis ini dinilai memiliki prospek cerah sebagai bahan baku kaca, solar panel, dan semikonduktor, yang sejalan dengan salah satu rencana hilirisasi pemerintah, terutama dari Danantara.

“Jika proyek silika masuk fase produksi dan hilirisasi berjalan, kontribusi pendapatan baru bisa sangat signifikan dan margin yang relatif stabil,” katanya.

Sementara itu, untuk MUTU, dana private placement memang digunakan untuk membangun lab dan memperkuat bisnis utama. Namun, dalam jangka pendek, margin perusahaan diprediksi akan tertekan akibat biaya operasional tambahan dan capex.

“Tetapi secara jangka panjang kapasitas mereka bertambah dan mampu diversifikasi layanan,” tuturnya.

Victoria Insurance (VINS) akan Gelar Private Placement, Terbitkan 146,05 Juta Saham

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, berpendapat bahwa dari emiten-emiten tersebut, MUTU menjadi yang paling menarik karena private placement bersifat ekspansif, bukan sekadar perbaikan struktur modal.

Dana yang diperoleh MUTU akan digunakan untuk memperluas lini layanan testing–inspection–certification (TIC), memperkuat kapasitas di sektor pertambangan dan mineral, serta memasuki wilayah baru seperti carbon verification dan jasa terkait green economy.

“Ini memberikan dampak langsung pada pertumbuhan pendapatan karena bisnis MUTU berbasis recurring service dan relatif non-siklis,” ujarnya kepada Kontan, Senin (17/11/2025).

Dampak private placement ke MUTU dinilai akan cenderung cepat terlihat, karena mampu langsung meningkatkan kapasitas operasional, memungkinkan pembukaan layanan baru, dan memperkuat posisi di sektor carbon economy.

“Hal tersebut berpotensi mendorong kenaikan pendapatan dan margin mulai 2025,” ungkapnya.

Selain MUTU, VINS juga dinilai menarik karena private placement diarahkan untuk memperkokoh struktur modal guna memenuhi aturan ekuitas minimum perusahaan asuransi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan penguatan modal, kemampuan underwriting VINS bisa meningkat dan kapasitas ekspansi premi lebih besar.

Pada VINS, private placement ini meningkatkan solvabilitas dan menurunkan risiko regulasi, sehingga ruang untuk pertumbuhan premi menjadi lebih besar.

“Dampaknya ke laba cenderung bertahap tetapi stabil,” tuturnya.

Berbeda dengan MITI yang lebih bersifat “survival mode”, private placement VINS dan MUTU menunjukkan orientasi pertumbuhan, bukan sekadar stabilisasi.

Abida menjelaskan bahwa MITI menggunakan dana private placement untuk mendanai proyek silika serta diversifikasi usaha.

“Dampaknya terhadap kinerja sangat bergantung pada seberapa cepat proyek ini mencapai fase komersial, yang berarti private placement itu tidak memberikan efek instan ke profit,” katanya.

Danantara Suntik Modal ke Garuda Indonesia (GIAA) Lewat Private Placement

Prospek dan Rekomendasi

David melihat bahwa kinerja GIAA berpotensi membaik dengan adanya restrukturisasi besar, karena profitabilitas berpotensi lebih baik setelah neraca diperbaiki.

“Jika private placement sukses dan ekuitas membaik, valuasi bisa multiplier, tapi investor harus berhati-hati karena dilusi sangat besar,” ungkapnya.

Dengan harga GIAA saat ini di Rp 109 per saham dengan market cap GIAA hampir Rp 10 triliun, sedangkan total private placement sekitar Rp 23,7 triliun, artinya total aksi korporasi itu sekitar 1,3x dari market cap saat ini.

“Jika target diturunkan dengan margin of safety 50%, dengan target market cap Rp 15 triliun, kisaran target harga di Rp 150 – Rp 180 per saham cukup mungkin,” katanya. Rekomendasi hold pun disematkan untuk GIAA.

Abida berpandangan bahwa private placement MUTU yang mencapai 314,3 juta saham atau 10% dari modal disetor dinilai cukup strategis, karena dana segar akan difokuskan untuk memperkuat struktur modal dan ekspansi 2026, terutama ke segmen high-growth seperti layanan halal, TKDN, dan sertifikasi keberlanjutan yang semakin diwajibkan regulasi.

Porsi anggaran modal alias capital expenditure (capex) yang besar mengindikasikan percepatan pembangunan dan perluasan laboratorium, yang dapat meningkatkan barrier to entry serta kapasitas pendapatan berbasis jasa.

Meskipun demikian, investor perlu mengantisipasi potensi dilusi 10% dan risiko eksekusi, mengingat monetisasi fasilitas TIC biasanya membutuhkan waktu.

“Secara keseluruhan, aksi ini positif untuk posisi kompetitif MUTU, namun dampak finansialnya kemungkinan baru akan terlihat dalam satu sampai dua tahun,” tuturnya.

Sebaliknya, MITI menghadapi prospek yang lebih campuran. Jika proyek silika berhasil dikomersialisasikan, pendapatan dan laba bisa melonjak. Namun, risiko eksekusi yang signifikan membuat valuasi saat ini tampak kurang mencerminkan risiko yang ada, karena price to earning (PER) sangat tinggi, yaitu lebih dari 120x.

Abida pun merekomendasikan beli untuk MUTU dan VINS dengan target harga masing-masing Rp 133 per saham dan Rp 186 per saham. Sementara, rekomendasi hold disematkan untuk MITI dengan target harga Rp 342 per saham.

Ringkasan

Beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang melakukan private placement, termasuk Garuda Indonesia (GIAA) yang berencana menggalang dana Rp 23,67 triliun untuk restrukturisasi. Selain GIAA, emiten lain seperti Mutuagung Lestari (MUTU), Victoria Insurance (VINS), dan Mitra Investindo (MITI) juga melakukan aksi serupa dengan tujuan memperkuat modal dan mengembangkan bisnis masing-masing. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk ekspansi, pengembangan usaha, dan memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Analis memberikan pandangan beragam terhadap aksi private placement ini. GIAA dinilai menarik karena skala restrukturisasi yang besar, sementara MITI berpotensi cerah jika proyek silika berjalan lancar. MUTU dinilai positif karena ekspansi ke segmen high-growth, dan VINS dianggap menarik karena memperkokoh struktur modal. Rekomendasi saham bervariasi, dengan MUTU dan VINS direkomendasikan beli, sedangkan GIAA dan MITI direkomendasikan hold.