Rupiah Terjun Bebas! Dolar AS Sentuh Rp 16.664

Ifonti.com JAKARTA. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terus berlanjut hingga penutupan perdagangan hari ini. Pada hari Rabu, 26 November 2025, rupiah ditutup pada level Rp 16.664 per dolar Amerika Serikat (AS).

Angka ini menunjukkan pelemahan sebesar 0,04% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.657 per dolar AS. Pelemahan tipis ini mencerminkan dinamika pasar valuta asing yang terus bergerak.

Pergerakan mata uang di kawasan Asia sendiri menunjukkan variasi yang cukup signifikan hingga pukul 15.00 WIB. Beberapa mata uang mengalami tekanan, sementara yang lain justru berhasil mencatatkan penguatan.

Yen Jepang dan Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, keduanya sama-sama mengalami penurunan sebesar 0,23%. Penurunan ini mengindikasikan adanya faktor-faktor regional yang mempengaruhi kinerja kedua mata uang tersebut.

Ringgit Malaysia juga mengalami tekanan dengan penurunan sebesar 0,06%, diikuti oleh Rupee India yang tergelincir 0,05%. Dolar Hongkong mencatatkan pelemahan tipis sebesar 0,03%.

Di sisi lain, Dolar Taiwan justru menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia, melonjak sebesar 0,3%. Kinerja positif ini menunjukkan ketahanan ekonomi Taiwan di tengah ketidakpastian global.

Selain Dolar Taiwan, beberapa mata uang lain di Asia juga mencatatkan penguatan. Dolar Singapura terkerek naik 0,14% dan Peso Filipina ditutup menanjak 0,1%. Yuan China juga mengalami penguatan sebesar 0,05%.

Baht Thailand melengkapi daftar mata uang yang menguat terhadap the greenback, meskipun hanya tipis sebesar 0,02% pada hari ini. Fluktuasi nilai tukar ini menunjukkan kompleksitas dan dinamika pasar valuta asing di Asia.

Ringkasan

Pada 26 November 2025, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS ditutup pada level Rp 16.664, mengalami pelemahan sebesar 0,04% dibandingkan hari sebelumnya. Di kawasan Asia, mata uang menunjukkan pergerakan yang bervariasi, dengan Yen Jepang dan Won Korea Selatan mengalami pelemahan terdalam.

Sementara itu, Dolar Taiwan mencatatkan penguatan terbesar di Asia, diikuti oleh Dolar Singapura, Peso Filipina, dan Yuan China. Baht Thailand juga mengalami penguatan tipis. Fluktuasi ini mencerminkan dinamika kompleks di pasar valuta asing regional.