Siapa Pemilik Saham SSIA? Ini Sejarah hingga Daftar Pemegangnya

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjadi perhatian publik setelah sahamnya mengalami lonjakan transaksi yang signifikan pada 2025. Fenomena ini memicu rasa ingin tahu banyak pihak mengenai siapa saja pemegang saham besarnya. Persaingan dua konglomerat besar Indonesia dalam memborong saham SSIA juga menambah dinamika menarik dalam struktur kepemilikan perusahaan.

SSIA dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di sektor properti, kawasan industri, perhotelan, dan konstruksi melalui berbagai anak usaha. Perjalanan panjang SSIA sejak berdiri turut membentuk reputasinya sebagai pemain penting di industri infrastruktur nasional. Artikel ini merangkum sejarah, perkembangan bisnis, dan siapa sebenarnya pemilik saham SSIA.

1. Sejarah Surya Semesta Internusa sejak 1971

PT Surya Semesta Internusa Tbk memulai perjalanan bisnisnya pada Juni 1971 dengan nama awal PT Multi Investments Limited. Perusahaan ini kemudian melakukan perubahan identitas pada 1995 dan resmi menggunakan nama Surya Semesta Internusa. Penggantian nama tersebut menjadi titik penting karena bersamaan dengan langkah ekspansi bisnis perusahaan ke berbagai sektor baru. Transformasi ini membantu SSIA memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam pengembangan kawasan industri dan properti.

Seiring berjalannya waktu, SSIA mengembangkan fokus bisnisnya pada empat pilar utama, yaitu real estate, kawasan industri, jasa konstruksi, dan perhotelan. Perusahaan ini memiliki sembilan entitas anak yang menjalankan berbagai proyek strategis di beberapa wilayah Indonesia. Melalui strategi diversifikasi tersebut, SSIA berhasil memperluas cakupan bisnis sekaligus meningkatkan daya saing di industri. Portfolio perusahaan semakin berkembang dan membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tempat proyeknya berada.

Salah satu kontribusi besar SSIA terlihat dari deretan proyek properti dan kawasan industri yang hingga kini masih beroperasi. Melalui PT Suryalaya Anindita International, perusahaan ini mengelola dua hotel ternama, yaitu Grand Melia Jakarta dan Melia Bali. Selain itu, PT TCP Internusa mengembangkan kawasan pemukiman Tanjung Mas Raya dan pusat perbelanjaan Glodok Plaza. Ekspansi lebih besar dilakukan PT Suryacipta Swadaya melalui Subang Smartpolitan, kota mandiri modern seluas 2.717 hektare yang memperkuat posisi SSIA di sektor pengembangan kawasan industri nasional.

2. Perkembangan bisnis dan pergerakan saham SSIA

SSIA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Maret 1997, ketika perusahaan melepas 135 juta saham kepada publik. Penawaran saham perdana ini dilakukan pada harga Rp975 per saham, sehingga perusahaan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp131,62 miliar. Momentum ini membuka peluang bagi SSIA untuk memperluas jaringan usaha sekaligus memperkuat fondasi keuangan. Sejak saat itu, SSIA menjadi salah satu pemain penting dalam industri properti dan kawasan industri.

Dalam beberapa tahun terakhir, performa saham SSIA menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Pada 2 September 2025, saham SSIA ditutup di level Rp2.310 per saham, mencatat kenaikan hingga 127,59 persen dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan tajam tersebut didorong oleh tingginya minat investor terhadap proyek-proyek besar SSIA, terutama Subang Smartpolitan. Selain itu, sentimen positif pasar juga didorong oleh masuknya investor besar yang melakukan akumulasi saham.

Aksi akumulasi saham oleh dua konglomerat besar Indonesia membuat pergerakan saham SSIA semakin menarik untuk dicermati. Prajogo Pangestu melalui PDNI HPAM membeli saham SSIA secara bertahap sejak Maret hingga Juli 2025. Sementara itu, Hartono Bersaudara melalui PT Dwimuria Investama Andalan menyusul dengan pembelian saham sejak awal Juli 2025. Dalam dua bulan terakhir, keduanya terus menambah jumlah saham yang mereka miliki, menjadikan SSIA salah satu saham yang paling aktif diborong oleh investor kelas kakap pada periode tersebut.

3. Siapa pemilik saham SSIA? Ini daftar pemegang terbesarnya

Pertanyaan siapa pemilik saham SSIA menjadi sorotan utama karena struktur kepemilikan perusahaan kini didominasi oleh kombinasi investor publik dan investor besar. Berdasarkan laporan registrasi pemegang efek per 31 Juli 2025, saham SSIA paling banyak dimiliki oleh masyarakat umum. Pemegang dengan porsi di bawah 5 persen ini menguasai 52,26 persen atau setara 2,45 miliar saham. Porsi besar ini menunjukkan bahwa saham SSIA cukup likuid dan diminati banyak investor ritel.

Di posisi pemilik saham terbesar kedua terdapat PT Dwimuria Investama Andalan, perusahaan investasi milik Hartono Bersaudara. Dwimuria menggenggam 477 juta saham atau setara 10,15 persen dari total saham SSIA yang beredar. Masuknya Dwimuria dalam jumlah signifikan menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan melihat prospek jangka panjang SSIA sebagai sangat menjanjikan. Tidak hanya itu, aksi beli beruntun Dwimuria menunjukkan upaya agresif mereka dalam memperbesar pengaruh di dalam struktur kepemilikan perusahaan.

Selain Dwimuria, terdapat beberapa pemegang saham besar lainnya yang memiliki porsi signifikan. PT Arman Investments Utama memiliki 400,82 juta saham atau sekitar 8,52 persen. Intrepid Investments Ltd berada di angka 8,20 persen dengan 386 juta saham. Kemudian, PT Persada Capital Investama memegang 369 juta saham atau 7,85 persen. Disusul PT Henan Putihrai Asset Management dengan 307 juta saham atau 6,54 persen, serta PDNI HPAM – Cap Fund yang menggenggam 315 juta saham atau 6,69 persen. Kehadiran nama-nama besar ini menunjukkan tingginya kepercayaan investor institusi terhadap SSIA.

Struktur kepemilikan SSIA menunjukkan bahwa perusahaan ini diminati baik oleh investor ritel maupun institusi besar. Dengan sejarah panjang, proyek strategis, dan dukungan investor kuat, SSIA memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh di sektor kawasan industri. Kini setelah mengetahui siapa pemilik saham SSIA, kamu bisa memahami dinamika kepemilikan perusahaan ini sekaligus melihat prospek bisnisnya ke depan.