Ifonti.com JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan bahwa lanskap bisnis batubara mereka pada tahun 2026 akan relatif stabil dibandingkan dengan tahun 2025.
Maringan M. Ido Hotna Hutabarat, Direktur Bumi Resources, menyampaikan bahwa volume penjualan batubara BUMI pada tahun 2026 diperkirakan berada dalam rentang 77 juta hingga 78 juta ton. PT Kaltim Prima Coal (KPC) diperkirakan akan tetap menjadi kontributor utama penjualan batubara BUMI, dengan proyeksi sekitar 53,5 juta ton di tahun mendatang.
Sementara itu, PT Arutmin Indonesia diproyeksikan memberikan kontribusi penjualan batubara sekitar 22 juta hingga 23 juta ton pada periode yang sama.
Bumi Resources (BUMI) Pacu Diversifikasi, Bidik 50% Pendapatan Non-Batubara pada 2031
Proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa harga batubara global tidak akan mengalami fluktuasi signifikan pada tahun 2026. Kondisi pasar batubara diperkirakan masih akan menghadapi tantangan kelebihan pasokan global, sementara permintaan mengalami penurunan.
“Dari sisi pendapatan, kami memperkirakan akan sama dengan tahun 2025, kecuali jika Tiongkok meningkatkan volume impor batubara mereka,” ujar Maringan dalam paparan publik yang diselenggarakan pada Senin, 1 Desember 2025.
Berdasarkan materi paparan publik, BUMI menargetkan penjualan batubara sebanyak 73 juta hingga 75 juta ton pada tahun 2025. Target ini berasal dari penjualan batubara KPC sekitar 52 juta hingga 53 juta ton dan Arutmin sekitar 20 juta hingga 21 juta ton.
Sayangnya, volume penjualan BUMI hingga kuartal III-2025 mengalami penurunan sebesar 2,39% *year on year* (yoy) menjadi 54,5 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh kondisi cuaca buruk yang mempengaruhi operasional pertambangan di KPC, yang berdampak pada produktivitas BUMI secara keseluruhan.
Saham Bumi Resources (BUMI) Rutin Dilepas UBS, Simak Rekomendasi Sahamnya
BUMI Chart by TradingView
Ringkasan
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan volume penjualan batubara pada tahun 2026 antara 77 juta hingga 78 juta ton. Kaltim Prima Coal (KPC) diprediksi menjadi penyumbang utama dengan proyeksi sekitar 53,5 juta ton, diikuti oleh PT Arutmin Indonesia dengan 22 juta hingga 23 juta ton. Proyeksi ini didasarkan pada asumsi stabilitas harga batubara global, meskipun pasar diperkirakan masih akan menghadapi tantangan kelebihan pasokan.
Target penjualan BUMI pada tahun 2025 adalah 73 juta hingga 75 juta ton, namun hingga kuartal III-2025, volume penjualan mengalami penurunan 2,39% menjadi 54,5 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh cuaca buruk yang mempengaruhi operasional pertambangan KPC dan berdampak pada produktivitas BUMI.