Harga Buyback Emas Antam Naik 66,52% hingga Rabu (3/12)

Ifonti.com – , JAKARTA — Harga buyback emas Antam telah menguat lebih dari 60% periode berjalan tahun ini hingga Rabu (3/12/2025).

Berdasarkan data Logam Mulia Rabu (3/12/2025), harga buyback emas Antam turun Rp13.000 ke Rp2.273.000. Posisi itu kembali menjauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di Rp2.336.000 pada 21 Oktober 2025.

Kendati demikian, harga buyback emas Antam tercatat telah menguat 66,52% untuk periode berjalan 2025. Harga buyback merupakan acuan pembelian kembali oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) berdasarkan ukuran 1 gram.

: Full Senyum Pembeli Emas Antam Lebaran 10 Tahun Awal Desember 2025

Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.

Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.

: : Harga Emas Perhiasan Hari Ini 3 Desember, Termahal Rp2,215 Juta per Gram

Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

Adapun, pergerakan harga buyback emas Antam juga sejalan dengan mahar logam mulia di pasar global.

Diberitakan Bisnis sebelumnya, harga emas di pasar spot turun 1,1% ke level US$4.186,89 per troy ounce pada Rabu (3/12/2025). Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari terkoreksi 1,3% dan ditutup di posisi US$4.220,80 per troy ounce.

Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant, menilai penurunan harga saat ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung pasar.

“Ini kemungkinan hanya aksi profit taking semata. Fokus utama pasar belakangan ini tetap pada ekspektasi pemangkasan suku bunga dan prospeknya masih relatif stabil,” ujar Grant.

Dia menuturkan pergerakan emas masih berada dalam pola lanjutan (continuation pattern) yang berpotensi mengarah pada penembusan ke atas. Grant pun tetap optimistis harga emas dapat menembus level US$5.000 per troy ounce pada awal tahun depan.

Data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS secara bertahap, ditambah sinyal dovish dari para pejabat The Fed. Hal tersebut mendorong ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada rapat bank sentral AS pekan depan. 

Sementara itu, pelaku pasar mematok probabilitas pemangkasan tersebut mencapai 89%.

Investor juga mencermati rilis laporan ketenagakerjaan ADP periode November yang dijadwalkan pada Rabu, serta data indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) September yang tertunda dan akan diumumkan pada Jumat. 

PCE merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Lingkungan suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan harga emas karena tidak memberikan imbal hasil.

Dari sisi permintaan, World Gold Council melaporkan bank-bank sentral membukukan pembelian emas sebesar 53 ton sepanjang Oktober 2025, melonjak 36% secara bulanan dan menjadi permintaan bersih bulanan terbesar sejak awal 2025.