Saham ENRG Memanas 417,39% YTD, Analis Bidik Target Harga Rp1.600

Ifonti.com JAKARTA – Emiten minyak dan gas (migas) Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) akan mengerek target produksi dalam lima tahun ke depan. Perseroan pun sudah menyiapkan belanja modal (capital expenditure) jumbo untuk mendanai ekspansi tersebut.

Baru-baru ini, EMP menaksir kebutuhan belanja modal untuk ekspansi bisnis dalam rentang 2025-2030 sebesar US$1,4 miliar atau setara Rp23,32 triliun (kurs Rp16.655 per dolar AS). Pada 2026, capex yang dialokasikan perusahaan sebesar US$200 juta atau sekitar Rp3,33 triliun.

Salah satu strategi pendanaan yang dilakukan EMP adalah melalui penerbitan surat utang. Saat ini, perseroan sedang menyiapkan Obligasi Berkelanjutan I Energi Mega Persada Tahap I Tahun 2025 sebesar Rp500 miliar.

Penerbitan obligasi tahap I ini mengacu pada kondisi neraca keuangan ENRG sepanjang semester I/2025, di mana perseroan per 30 Juni 2025 memiliki total liabilitas sebesar US$926,48 juta, terdiri dari liabilitas jangka pendek US$452,15 juta dan liabilitas jangka panjang US$474,32 juta.

: ENRG Ungkap Temuan Gas Baru 0,2 Triliun Kaki Kubik di Blok Sengkang Sulawesi

Dalam enam bulan pertama 2025 ini, debt to equity (DER) ENRG tercatat sebesar 0,36 kali, hampir menyamai DER sepanjang 2024 di level 0,43 kali. Sedangkan, interest coverage ratio (ICR) tercatat sebesar 12,80 kali, melampaui ICR sepanjang 2024 di level 10,21 kali. Sementara itu, return on asset (ROA) perseroan ada di level 4,41%, hampir menyamai ROA sepanjang 2024 di 4,76%.

Sementara pada laporan keuangan terbaru yang dirilis perseroan, dalam sembilan bulan pertama 2025 total liabilitas meningkat menjadi US$947,45 juta, terdiri dari liabilitas jangka pendek US$469,82 juta dan liabilitas jangka panjang US$477,64 juta.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Iman Gunadi mencatat dalam sembilan bulan pertama 2025 ENRG membukukan kenaikan pendapatan dan laba dengan margin laba bersih sekitar 15%, namun struktur permodalannya masih menunjukkan tingkat leverage yang tinggi dengan debt-to-equity ratio (DER) sekitar 1,29 kali serta current ratio sekitar 0,54 kali.

“Rasio ini menunjukkan kebutuhan pengelolaan likuiditas yang ketat, terutama karena sebagian besar kewajibannya berada pada horizon jangka pendek,” jelas Iman.

Dalam konteks ekspansi berbasis utang, Iman menjelaskan bahwa efektivitas pengelolaan neraca menjadi faktor penentu keberlanjutan pertumbuhan. ENRG dengan current ratio kurang dari satu kali, menurutnya perlu memastikan perputaran arus kas operasi, capex, dan strategi refinancing berjalan efisien agar mampu menjaga rasio likuiditas pada level yang mendukung aktivitas bisnis.

Sementara dari sudut pandang investor, Iman memandang bahwa pasar akan cenderung memberikan apresiasi kepada emiten yang mampu menjaga disiplin struktur modal serta menampilkan indikator eksekusi jangka pendek yang konkret.

“Proyeksi jangka panjang biasanya baru dihargai pasar apabila didukung oleh tren perbaikan rasio keuangan seperti penurunan DER, peningkatan ICR, perbaikan arus kas operasi, atau kenaikan produksi,” jelasnya.

Dalam konteks ini, dia melihat ENRG berpotensi mendapatkan penilaian yang lebih konstruktif apabila dapat menunjukkan konsistensi perbaikan leverage dan likuiditas di tengah strategi pertumbuhan berbasis utangnya.

Energi Mega Persada Tbk. – TradingView

Pada penutupan Selasa (2/12/2025), saham ENRG melemah 0,42% ke Rp1.190. Walau begitu, level harga ini mencerminkan lonjakan 417,39% secara year to date (YtD), atau melompat 44,24% dalam sebulan terakhir.

Level harga saham ENRG saat ini melampaui target harga konsensus. Melansir Bloomberg Terminal, sebanyak 5 analis (100%) merekomendasikan buy untuk ENRG dengan target harga Rp1.165. Data riset sekuritas terbaru yang menyematkan rating buy yaitu UOB Kay Hian memasang target harga Rp1.600.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.