Ifonti.com JAKARTA. Di tengah gemerlap harga emas yang masih melanjutkan tren positifnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) justru mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan di benak investor.
Sebagai gambaran, harga saham ANTM terkoreksi sebesar 14,16% dalam tiga bulan terakhir, hingga mencapai level Rp 2.910 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (5/12). Meskipun demikian, jika dihitung sejak awal tahun, kinerja saham emiten yang merupakan bagian dari MIND ID ini masih terbilang impresif, dengan lonjakan sebesar 90,82% secara year to date (ytd).
Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menjelaskan bahwa koreksi harga saham ANTM dalam beberapa bulan terakhir dipicu oleh sentimen negatif terkait ketidakpastian operasi tambang PT Freeport Indonesia (PTFI). Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan bahan baku emas ke ANTM.
KB Bank Ajak Generasi Muda Kembangkan Ekonomi Kreatif Melalui Program GenKBiz
Seperti yang kita ketahui, PTFI dan ANTM telah menjalin kesepakatan penjualan emas sebanyak 30 ton per tahun yang akan dimulai pada Maret 2025. Pasar merespons kekhawatiran ini dengan aksi jual, mengantisipasi potensi penurunan volume penjualan emas ANTM di masa depan akibat gangguan pasokan yang dialami PTFI.
“Meskipun kami memperkirakan dampaknya terhadap laba terbatas, hanya sekitar 2,1%–5,7% pada tahun 2026, situasi ini memicu aksi profit taking jangka pendek seiring dengan ketidakpastian penyelesaian gangguan pasokan,” ungkap Abida pada Jumat (5/12/2025).
Namun, terlepas dari isu tersebut, ANTM masih diproyeksikan mampu mempertahankan kinerja positifnya pada tahun 2026. Volume penjualan emas diperkirakan tetap solid, berkisar antara 43 ton—44 ton, dengan margin laba segmen emas yang stabil di kisaran 6,5%–7%.
Lebih lanjut, sensitivitas laba ANTM dinilai lebih dipengaruhi oleh dinamika harga bijih nikel dibandingkan dengan isu pasokan emas. Oleh karena itu, pertumbuhan kinerja keuangan ANTM diyakini akan tetap terjaga, meskipun potensi kenaikan laba mungkin sedikit melambat.
ANTM Chart by TradingView
“Tantangan utama bagi ANTM berasal dari risiko harga nikel yang lebih rendah dan kemungkinan gangguan pasokan yang berkepanjangan dari PTFI,” imbuhnya.
Menariknya, di tengah tantangan ini, Abida tetap memberikan rekomendasi “beli” untuk saham ANTM, dengan target harga di level Rp 4.100 per saham.
Menurutnya, risiko penurunan target harga saham hanya sekitar 2,4%-4,9% jika gangguan pasokan memburuk. Lebih lanjut, ANTM masih memiliki peluang untuk kembali ke tren positif berkat fundamental yang solid dan risk-reward yang menarik. Dengan kata lain, potensi keuntungan yang ditawarkan saham ANTM masih lebih besar dibandingkan risikonya.
Ringkasan
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami koreksi sebesar 14,16% dalam tiga bulan terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh sentimen negatif terkait ketidakpastian operasi tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berpotensi mengganggu pasokan bahan baku emas ke ANTM, mengingat adanya kesepakatan penjualan emas antara PTFI dan ANTM.
Meskipun demikian, analis memproyeksikan ANTM masih mampu mempertahankan kinerja positifnya pada tahun 2026 dengan volume penjualan emas yang solid. Sensitivitas laba ANTM lebih dipengaruhi oleh harga bijih nikel. Analis tetap merekomendasikan “beli” saham ANTM dengan target harga Rp 4.100 per saham karena fundamental yang solid dan risk-reward yang menarik.