
Ifonti.com JAKARTA. Kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) diperkirakan terus tumbuh ditopang dari pertumbuhan segmen bisnis pengembangan dan pengelolaan kawasan industri di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Baru-baru ini, AKRA melalui anak usahanya PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) resmi menyerahkan tambahan lahan industri di JIIPE seluas 20 hektare (ha) kepada PT GEABH Joint Technology, anak usaha Sichuan Golden Elephant Chemical. Lahan ini akan digunakan untuk pengembangan fasilitas kimia ramah lingkungan.
Golden Elephant berencana membangun fasilitas kimia baru di JIIPE yang akan memproduksi melamin, asam nitrat, dan amonium nitrat. Perusahaan ini juga sedang mengevaluasi fasilitas tambahan untuk memproduksi amonia dan urea sintetis dengan memanfaatkan sumber daya gas alam Indonesia.
Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto mengatakan, penambahan investasi Golden Elephant mengukuhkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik sebagai destinasi strategis bagi para produsen global terkemuka “Perkembangan ini mendukung strategi jangka panjang AKRA dengan menempatkan bisnis kawasan industri sebagai salah satu pilar utama dalam operasi perusahaan secara konsolidasi,” ujar dia dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.
IHSG Terkoreksi 0,09% ke 8.632 pada Jumat (5/12), DSSA, MAPI, AKRA Top Losers LQ45
AKRA memang berambisi memperkuat bisnisnya di KEK JIIPE. Emiten ini menargetkan penjualan lahan di kawasan industri tersebut sekitar 80 ha sampai 100 ha pada 2025. Manajemen AKRA pernah menyebut, dalam dua tahun terakhir, sebagian besar penjualan lahan di JIIPE terjadi pada kuartal keempat.
Chief Executive Officer Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo mengatakan, kontributor utama pendapatan AKRA masih berasal dari segmen perdagangan dan distribusi BBM dan kimia dasar. Namun, dengan adanya penyerahan lahan di kawasan industri JIIPE, hal ini akan berdampak positif bagi kelangsungan usaha AKRA.
Harapannya, AKRA dapat mencatatkan recurring income dari JIIPE yang memang menunjukkan pertumbuhan sekitar 29% secara tahunan dan mampu menopang kinerja top line emiten tersebut.
“Penjualan lahan ini akan memperkuat JIIPE sebagai kawasan industri yang kompetitif untuk jangka panjang,” ujar Praska, Senin (8/12).
Sebagai informasi, segmen kawasan industri AKRA mampu mencatat pendapatan sebesar Rp 1,26 triliun per kuartal III-2025 yang terutama didorong oleh lonjakan pendapatan utilitas sebesar 199%, disertai monetisasi lahan dan pendapatan sewa yang stabil.
IHSG Ditutup Menguat ke 8.640,2 Hari Ini (4/12), Top Gainers LQ45: UNTR, AKRA, EXCL
Praska melihat, capaian positif dari JIIPE menunjukkan ekosistem kawasan industri tersebut sudah mulai berjalan dan memberi kontribusi besar ke pendapatan AKRA secara konsolidasi.
Namun, bukan berarti AKRA tak menemui tantangan. Masalah sulitnya impor BBM bagi pengelola SPBU swasta jelas dapat menekan pendapatan dan margin AKRA dalam jangka pendek. Terlepas dari itu, diversifikasi pendapatan yang dimiliki AKRA dinilai dapat mereduksi tekanan yang didapat oleh segmen bisnis SPBU ritel emiten tersebut.
Praska merekomendasikan buy on weakness saham AKRA dengan target harga di level Rp 1.350 per saham.
Sementara itu, Analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan mempertahankan rekomendasi beli untuk saham AKRA dengan target harga di level Rp 1.480 per saham. “Kami menilai ekspektasi pasar terhadap AKRA sudah rendah dengan kenaikan penjualan lahan akan bertindak sebagai katalisator jangka pendek,” tulis Indo Premier Sekuritas dalam riset 23 Oktober 2025.
Indo Premier Sekuritas memperkirakan adanya potensi serah terima lahan di JIIPE sekitar 40-60 ha pada kuartal IV-2025, sehingga dapat mempermulus langkah AKRA untuk memenuhi target laba bersih sekitar Rp 2,4 triliun-Rp 2,6 triliun hingga akhir tahun nanti.
Harga saham AKRA ditutup di Rp 1.285 per saham pada Senin (8/12/2025) atau naik 0,39%.