Simak prospek lima saham emiten yang sedang dipantau bursa

Ifonti.com JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang memantau pergerakan saham lima emiten lantaran mencatatkan kenaikan harga yang signifikan.

Kelima emiten itu adalah PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN), PT Newport Marine Services Tbk (BOAT), PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), dan PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE).

Bursa mengatakan bahwa kelima emiten tersebut telah mengalami peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan alias Unusual Market Activity (UMA).

“Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal,” kata Bursa dalam pengumuman tanggal 18 Desember 2025.

Merdeka Copper (MDKA) Raup Pendapatan US$ 1,28 Miliar, Ini Rekomendasi Sahamnya

Praktisi Pasar Modal sekaligus Pendiri WH-Project William Hartanto melihat, memang terjadi pergerakan di luar kebiasaan pada kelima saham tersebut. Akibatnya, BEI pun memantau lima saham itu.

Tengok saja, Saham IATA tercatat naik 23,42% dalam sepekan terakhir dan 59,3% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, peningkatannya sebesar 174% year to date (YTD).

Saham URBN naik 36,9% dalam sepekan dan 39,89% dalam sebulan. Sejak awal 2025, meningkat 103,17% YTD.

Saham BOAT turun 1,87% dalam sepekan, tetapi naik 56,72% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, naik 7,69% YTD.

BBRM sahamnya naik 62,39% dalam sepekan dan 115,91% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, naik 140,51% YTD.

SPRE sahamnya naik 18,13% dalam sepekan dan 54,92% dalam sebulan. Sejak awal 2025, SPRE naik 3,85% YTD.

“Walaupun bukan karena auto rejection atas (ARA) berhari-hari, tapi kenaikan jangka pendek yang signifikan memungkinkan jadi kategori untuk pengamatan khusus,” katanya kepada Kontan, Jumat (19/12).

William pun merekomendasikan buy on weakness untuk IATA, URBN, BOAT, BBRM, dan SPRE. Target harga masing-masing adalah Rp 154 – Rp 170 per saham, Rp 300 – Rp 320 per saham, Rp 280 – Rp 300 per saham, Rp 240 – Rp 254 per saham, dan Rp 270 per saham.

“Rekomendasinya buy on weakness, karena dengan adanya UMA biasanya harga saham akan mengalami koreksi,” paparnya.

Menimbang Prospek Kinerja MDKA, MBMA, dan EMAS pada 2026, Begini Rekomendasinya