
Ifonti.com JAKARTA. Harga emas dunia dan logam mulia masih menyimpan prospek penguatan hingga akhir tahun dan berlanjut ke awal 2026, didukung faktor geopolitik global serta keterbatasan pasokan logam mulia baik global maupun domestik.
Seperti diketahui, harga emas dunia dan logam mulia kembali mencapai rekor tertinggi hari ini. Mengutip Bloomberg, pada Rabu (24/12/2025), harga emas spot berada pada level US$ 4.479,42 per ons troi. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik lebih dari 40%.
Adapun harga emas dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau harga emas Antam pada perdagangan hari ini, Kamis, (25/12) ada di level Rp 2.576.000 per gram.
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 14.000 ke Rp 2.576.000 Per Gram, Kamis (25/12)
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dunia masih akan naik hingga akhir tahun.
“Kemungkinan besar harga emas dunia akan mencapai US$ 4.550 per ons troi, sedangkan logam mulia di kisaran Rp 2.650.000 – Rp 2.700.000 per gram,” bidik Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (24/12/2025).
Ibrahim juga menganalisis kenaikan harga emas dunia yang berpotensi berada di level US$ 5.500 per ons troi pada awal 2026. Seandainya terkoreksi, dia memperkirakan harga emas dunia kemungkinan besar berada di level US$ 4.150 ons troi.
Dalam hitungannya, dia memproyeksikan rata-rata harga emas dunia pada 2026 akan berada di level US$ 4.825 per ons troi.
Dia menjelaskan bahwa ada lima faktor global yang mempengaruhi kenaikan harga emas dunia pada awal tahun.
Faktor pertama adalah kondisi geopolitik, situasi politik di Amerika Serikat, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), perang dagang, serta penawaran dan permintaan atau supply and demand.
Harga Emas Antam Melonjak Rp 29.000 ke Rp 2.590.000 Per Gram Hari Ini (24/12)
Kenaikan harga emas dunia, kata Ibrahim, akan dipengaruhi oleh keputusan The Fed membeli logam mulia dan logam mulia terbatas. Sehingga akan berpengaruh terhadap gejolak supply and demand.
Dari sisi domestik, kenaikan harga emas akan didukung oleh menyusutnya pasokan pasokan logam mulia untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Ia memperkirakan PT Freeport Indonesia hanya dapat memproduksi sebanyak 25 ton emas per tahun pada tahun depan.
Seretnya pasokan logam mulia, menurut Ibrahim, yang mendorong Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menerapkan bea keluar ekspor emas sebesar 7,5%–15% mulai tahun depan.
Terakhir, diprediksinya inflasi emas akan terus terjadi karena masyarakat akan mulai membeli logam mulia karena kondisi harga komoditas itu yang diperkirakan akan terus merangkak naik akibat situasi domestik dan global.