Ifonti.com JAKARTA. Kurs rupiah kembali menunjukkan kekuatannya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), didorong oleh ekspektasi pasar akan potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat signifikan 0,54% menjadi Rp 16.115 per dolar AS pada perdagangan Kamis, 14 Agustus 2025. Penguatan ini menandai respons positif pasar terhadap dinamika ekonomi global.
Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah mencatat penguatan yang lebih tajam, yakni 0,79% dari perdagangan sebelumnya, berada di level Rp 16.109 per dolar AS.
Deputi Gubernur Senior BI: Jaga dan Gunakan Rupiah Sesuai Kebutuhan
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan kurs rupiah pada penutupan perdagangan tersebut didukung oleh sentimen risk on yang dominan di pasar. Hal ini turut didorong oleh adanya inflow atau aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik.
Menurut Lukman, pelemahan dolar AS yang terjadi saat ini tidak terlepas dari harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed. Antisipasi ini menciptakan tekanan pada mata uang Negeri Paman Sam tersebut, sekaligus memberikan ruang bagi mata uang Garuda untuk menguat.
Untuk perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025, Lukman Leong memperkirakan mata uang Garuda akan cenderung berkonsolidasi. Meskipun demikian, ia mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati dan mengantisipasi potensi terjadinya aksi profit taking setelah penguatan besar yang terjadi belakangan ini.
Rupiah Menguat ke Rp 16.097 Per Dolar AS, Berikut Sentimen Penopangnya
Lebih lanjut, investor pada hari Jumat masih akan mencermati rilis data ekonomi penting dari AS, yaitu inflasi tingkat produsen dan klaim pengangguran. Kedua data ini berpotensi mempengaruhi kebijakan The Fed ke depan. Di sisi domestik, tidak ada rilis data ekonomi yang dijadwalkan.
Adapun untuk proyeksi pada perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025, Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran yang lebih stabil, yakni antara Rp 16.050 hingga Rp 16.200 per dolar AS.
Ringkasan
Rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS, didorong ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed. Pada 14 Agustus 2025, rupiah menguat signifikan, tercatat pada Rp 16.115 per dolar AS menurut data Bloomberg dan Rp 16.109 per dolar AS menurut Jisdor BI.
Penguatan rupiah didukung sentimen risk on dan aliran dana asing ke pasar domestik. Analis memperkirakan rupiah akan cenderung konsolidasi pada perdagangan berikutnya, namun investor diimbau waspada terhadap potensi aksi profit taking. Data ekonomi AS seperti inflasi produsen dan klaim pengangguran akan dicermati untuk memengaruhi kebijakan The Fed.