Maharaksa Biru Ekspansi Waste to Energy: Revolusi Sampah Indonesia

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) semakin mengukuhkan diri sebagai pemain kunci dalam industri waste to energy (WTE) di Indonesia. Komitmen ini diperkuat dengan pengumuman keberhasilan perusahaan memenangkan dua proyek pengolahan sampah strategis di Tangerang Selatan dan proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) di Jakarta Barat, yang disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Kedua inisiatif ambisius ini diproyeksikan akan memiliki kapasitas pengolahan sampah gabungan mencapai setidaknya 3.100 ton per hari, menandai langkah signifikan OASA dalam penanganan limbah perkotaan.

Maharaksa Biru (OASA) Meramu Ekspansi di Industri Hijau dan Energi Terbarukan

Melalui entitas anak usahanya, PT Indoplas Energi Hijau, OASA tengah merencanakan pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau Pusat Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Cipeucang, Tangerang Selatan. Proyek penting ini akan terwujud melalui kolaborasi strategis dengan mitra teknologi terkemuka dari Tiongkok, China Tianying Inc.

Direktur Utama & CEO OASA, Bobby Gafur Umar, menegaskan bahwa sejak awal, bisnis pengolahan sampah menjadi energi telah menjadi inti fokus perusahaan. Ia menyatakan optimisme tinggi terhadap prospek pertumbuhan pesat industri ini. “Sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia diproyeksikan akan terus menunjukkan penguatan signifikan dalam 4 hingga 5 tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah yang memprioritaskan penambahan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan,” ujar Bobby dalam keterangan resminya, Jumat (15/8).

  OASA Chart by TradingView  

Visi pemerintah ini tercermin dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang menunjukkan peningkatan target kapasitas pembangkit listrik menjadi 69,5 GW. Dari jumlah tersebut, komposisi pembangkit EBT ditargetkan mencapai 42,6 GW, dilengkapi dengan kapasitas penyimpanan (storage) sebesar 10,3 GW.

Maharaksa Biru Energi (OASA) Intip Potensi Cuan di Sektor Industri Hijau

Target ambisius ini menggarisbawahi tekad pemerintah untuk mempercepat transformasi bauran energi nasional, dengan proyeksi 76% kapasitas pembangkit akan berasal dari EBT. Bobby Gafur Umar menambahkan, “Arus investasi energi bersih (clean energy) secara global kini semakin berimbang dengan investasi energi fosil, menciptakan iklim pendanaan yang jauh lebih kondusif bagi pengembangan proyek-proyek serupa di Indonesia.”

Incar Sampah Perkotaan

Menyadari potensi besar dan kebutuhan mendesak, Bobby menjelaskan bahwa OASA secara aktif tengah menjajaki peluang bisnis pengolahan sampah di berbagai wilayah lain di Tanah Air. Inisiatif ini tidak hanya berorientasi pada pengembangan usaha, tetapi juga bertujuan untuk turut serta membantu pemerintah daerah dalam membenahi sistem persampahan yang ada.

Menurut Bobby, sudah saatnya kota-kota metropolitan di Indonesia mengadopsi sistem pengolahan sampah yang modern dan berbasis teknologi ramah lingkungan, menggantikan metode konvensional. Dalam upaya mendorong percepatan ini, pihak OASA kini menanti terbitnya revisi Peraturan Presiden (Perpres) yang diharapkan akan menjadi katalisator bagi perluasan dan pengembangan industri PLTSa/PSEL di seluruh Indonesia.

Revisi aturan yang sedang digodok pemerintah pusat ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perizinan, pengelolaan, serta mekanisme pembayaran terkait proyek-proyek PLTSa. Dengan dukungan regulasi yang lebih jelas dan efisien, direncanakan fasilitas PLTSa/PSEL akan diperluas secara nasional, menjangkau hingga 33 kota di seluruh Indonesia, membuka jalan bagi solusi pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.

Maharaksa Biru (OASA) Bangun PLTSa Senilai Rp 2,6 Triliun di Tangsel

Di samping pencapaian operasional, RUPSLB juga mengungkap kinerja keuangan OASA yang positif. Sepanjang tahun 2024, perusahaan berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 66,78 miliar, menunjukkan peningkatan signifikan 51,24% atau senilai Rp 22,62 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menegaskan momentum pertumbuhan OASA di tengah fokus pengembangan proyek.

Bobby Gafur Umar menjelaskan lebih lanjut mengenai strategi perusahaan, “Tahun-tahun ini, kami berfokus pada tahap investasi intensif. Kami sedang mempersiapkan sejumlah proyek strategis yang diharapkan akan segera memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan Perseroan di masa mendatang.”

Pendapatan perusahaan saat ini didukung oleh diversifikasi lini bisnis OASA, yang mencakup jasa konstruksi dengan kontribusi terbesar 71,08%, diikuti oleh jasa konsultasi pengelolaan limbah sebesar 16,47%, dan penjualan barang sebesar 12,45%. Struktur pendapatan yang beragam ini menunjukkan fondasi bisnis yang kuat menjelang proyek-proyek besar yang akan datang.

Ringkasan

PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) memperkuat posisinya di industri waste to energy (WTE) dengan memenangkan dua proyek pengolahan sampah di Tangerang Selatan dan proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) di Jakarta Barat. Proyek-proyek ini, dengan kapasitas pengolahan sampah gabungan 3.100 ton per hari, akan dijalankan melalui anak usaha, PT Indoplas Energi Hijau, yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Cipeucang, Tangerang Selatan, bekerja sama dengan China Tianying Inc.

OASA juga menantikan revisi Peraturan Presiden (Perpres) untuk mempercepat pengembangan industri PLTSa/PSEL di 33 kota di Indonesia. Selain ekspansi proyek, perusahaan mencatatkan kinerja keuangan positif dengan pendapatan bersih Rp 66,78 miliar di tahun 2024, meningkat 51,24%. Pendapatan ini didukung oleh diversifikasi lini bisnis termasuk jasa konstruksi, konsultasi pengelolaan limbah, dan penjualan barang.