Proyeksi Ekonomi 2025 Naik! BI Optimis Pertumbuhan 5,1 Persen

Bank Indonesia (BI) telah meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025, kini menargetkan angka sebesar 5,1 persen. Kenaikan proyeksi ini didasari ekspektasi kuatnya aktivitas ekspor, konsumsi rumah tangga yang tetap solid, serta ekspansi belanja pemerintah yang terus berlanjut.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers daring Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025 pada Rabu (20/8/2025), mengungkapkan optimisme Bank Sentral. “Pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diperkirakan berada di atas titik tengah kisaran 4,6—5,4 persen. Artinya di sekitar 5,1 persen, bahkan kemungkinan bisa lebih tinggi,” jelas Perry, mengindikasikan potensi peningkatan yang signifikan.

Proyeksi terbaru ini menunjukkan peningkatan dibandingkan perkiraan pada RDG Juli 2025, yang saat itu menempatkan pertumbuhan ekonomi nasional 2025 pada kisaran 4,6—5,4 persen, atau sekitar 5 persen. Revisi ke atas ini didukung kuat oleh realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang melampaui ekspektasi, mencapai 5,12 persen secara year on year (yoy), berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Angka 5,12 persen (yoy) pada kuartal kedua ini mencatat peningkatan yang jelas dibandingkan pertumbuhan kuartal I 2025 yang sebesar 4,87 persen (yoy). Peningkatan kinerja ekonomi ini utamanya ditopang oleh investasi, seiring dengan penanaman modal yang menunjukkan pertumbuhan positif, serta tingginya konsumsi rumah tangga yang didorong oleh mobilitas masyarakat yang terus meningkat.

Di samping itu, kinerja ekspor barang dan jasa turut menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh fenomena front-loading ekspor ke Amerika Serikat sebagai antisipasi pengenaan tarif, serta lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara yang membawa dampak positif. Secara sektoral, seluruh lapangan usaha memperlihatkan perbaikan yang solid, meliputi industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi. Tidak hanya itu, secara spasial, pertumbuhan ekonomi merata di seluruh wilayah, dengan Pulau Jawa mencatat tingkat pertumbuhan tertinggi.

Dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal II 2025 tersebut, Bank Indonesia kini semakin optimistis bahwa pertumbuhan sepanjang tahun 2025 dapat melampaui perkiraan sebelumnya.

Mengulas lebih lanjut prospek ke depan, Perry Warjiyo menyatakan, “Pada semester II 2025, pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik, didorong oleh kinerja ekspor yang tetap positif dan peningkatan permintaan domestik sejalan dengan ekspansi belanja pemerintah.” Hal ini menegaskan kembali peran strategis belanja pemerintah dalam mendorong aktivitas ekonomi.

Perry juga menekankan pentingnya penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan antara pemerintah dan BI. Langkah ini krusial untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, selaras dengan kapasitas perekonomian nasional. Kolaborasi ini menjadi fondasi utama untuk mencapai stabilitas dan kemajuan ekonomi jangka panjang.

Lebih lanjut, Perry menjelaskan bahwa “Dalam kaitan ini, belanja pemerintah, termasuk melalui implementasi program prioritas pemerintah, dapat mendukung peningkatan kegiatan ekonomi domestik.” Di sisi Bank Indonesia, “bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran terus dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan rendahnya inflasi serta stabilnya nilai tukar rupiah,” pungkas Perry, menegaskan komitmen BI dalam menjaga keseimbangan ekonomi makro.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 5,1 persen, didorong oleh ekspor yang kuat, konsumsi rumah tangga yang stabil, dan peningkatan belanja pemerintah. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan optimisme ini dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025, menyoroti potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Revisi proyeksi ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 yang mencapai 5,12 persen (yoy), melampaui ekspektasi dan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh investasi, konsumsi rumah tangga, dan ekspor barang dan jasa yang meningkat, serta perbaikan di seluruh sektor usaha dan wilayah. BI menekankan pentingnya sinergi kebijakan dengan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.