Ifonti.com, BATAM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif unggulan pemerintah, telah membuka banyak lapangan pekerjaan baru di Batam. Kondisi ini secara tidak langsung turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal, menunjukkan dampak positifnya sejak awal implementasi.
Meskipun demikian, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan bahwa kajian statistik komprehensif mengenai dampak program MBG belum dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru berjalan beberapa bulan, sehingga data yang ada belum cukup untuk analisis mendalam.
Kepala BI Perwakilan Kepri, Rony Widijarto, menjelaskan pada Kamis (21/8/2025) bahwa, “Program MBG ini baru berjalan beberapa bulan, sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi belum bisa diukur secara langsung.” Pernyataan ini menegaskan perlunya waktu lebih lanjut untuk melihat efek jangka panjang program tersebut secara kuantitatif.
Baca juga: Kadin Gelontorkan Rp540 Miliar Buat Bangun 270 Dapur MBG
Meski demikian, Rony Widijarto tetap melihat potensi signifikan dari Program MBG. Ia menilai program ini berhasil memacu aktivitas produksi dan mampu menyerap tenaga kerja hingga puluhan orang untuk setiap dapur MBG yang beroperasi. Mengingat ada puluhan bahkan ratusan dapur MBG di Batam, implikasi terhadap penyerapan tenaga kerja menjadi sangat besar.
Rony menambahkan, “Dengan tambahan kegiatan yang melibatkan tenaga kerja untuk memproduksi, otomatis ada nilai tambah.” Selain itu, dia juga menggarisbawahi kemajuan yang terlihat pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi salah satu pilar utama penggerak ekonomi lokal.
Baca juga: Program MBG Dapat Anggaran Jumbo Rp335 Triliun di 2026, Begini Komposisinya
Sejalan dengan pandangan tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kepri, Riki Rionaldi, membenarkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memberikan dampak yang sangat positif terhadap peningkatan tenaga kerja dan perkembangan UMKM di wilayahnya. Ini menunjukkan sinergi antara program pemerintah dengan potensi ekonomi lokal.
Riki Rionaldi menjelaskan bahwa terlihat peningkatan signifikan pada “UMKM naik kelas”. Lebih lanjut, di Kepulauan Riau juga telah dibentuk Satgas Percepatan Koperasi Merah Putih, yang secara aktif melibatkan Bupati, Wali Kota, serta para pelaku UMKM untuk memberikan dukungan penuh terhadap operasional dapur MBG.
Baca juga: Mitra MBG Gelembungkan Anggaran, Lebih Tinggi dari Harga Pasar
Riki menambahkan, keberadaan dapur MBG membutuhkan delapan kriteria besar dalam pengadaannya. Persyaratan ini secara langsung membuka peluang emas bagi UMKM lokal untuk lebih mengembangkan bisnisnya, karena ada kebutuhan suplai yang spesifik dan terukur.
Sebagai contoh, Riki menyebutkan, “Misalnya Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bisa mengajukan produknya untuk dapur MBG.” Ini menunjukkan bahwa berbagai sektor UMKM, termasuk pertanian, dapat menjadi bagian integral dari rantai pasok Program Makan Bergizi Gratis ini, sekaligus memperkuat ekonomi daerah.
Ringkasan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah membuka lapangan pekerjaan baru di Batam dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Meskipun Bank Indonesia (BI) Kepri belum dapat melakukan kajian statistik komprehensif karena program ini baru berjalan, potensi signifikan program ini tetap terlihat dalam memacu aktivitas produksi dan menyerap tenaga kerja melalui dapur MBG.
Program MBG juga berdampak positif pada perkembangan UMKM, dengan banyak UMKM yang “naik kelas”. Dinas Koperasi dan UKM Kepri juga menegaskan peningkatan tenaga kerja dan perkembangan UMKM berkat program ini, dengan dibentuknya Satgas Percepatan Koperasi Merah Putih untuk mendukung operasional dapur MBG dan memberikan peluang bagi UMKM lokal untuk berkembang.