Wall Street Bersorak Jumat (22/8): Dow Catat Rekor, Usai Isyarat Powell

Ifonti.com – Pasar saham Wall Street mengakhiri perdagangan Jumat (22/8/2025) dengan kinerja cemerlang, di mana indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average sukses memecahkan rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarahnya. Penguatan signifikan ini tak lepas dari sinyal positif yang disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell.

Penguatan tersebut dipicu oleh pidato penting Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole, di mana ia mengindikasikan potensi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Komentar Powell sontak membuka lebar pintu bagi kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan September, sebuah prospek yang disambut antusias oleh pasar. Namun, Powell juga menegaskan bahwa keputusan akhir akan sangat bergantung pada data pekerjaan dan inflasi yang akan dirilis mendatang. Nigel Green, CEO deVere Group, mengomentari bahwa Powell berhasil mempertahankan fleksibilitas bank sentral dengan “menjaga semua opsi tetap terbuka”. Ia menambahkan, “Jika pemangkasan dilakukan September, itu akan meyakinkan rumah tangga dan pelaku usaha bahwa bank sentral tidak tinggal diam. Menunda hanya meningkatkan risiko resesi lebih dalam.” Sebagai respons langsung, probabilitas pemangkasan suku bunga di bulan September melonjak drastis, mencapai hampir 90% dari sebelumnya sekitar 75% sesaat sebelum pidatonya.

Indeks Wall Street Menguat Tinggi

Perdagangan Jumat menjadi saksi bisu lonjakan signifikan di seluruh indeks utama Wall Street. Dow Jones Industrial Average melesat 846,24 poin atau 1,89% dan ditutup pada 45.631,74, secara resmi memecahkan rekor penutupan tertinggi sebelumnya yang tercatat pada 4 Desember 2024. Tak ketinggalan, S&P 500 juga menunjukkan performa impresif dengan kenaikan 96,74 poin (1,52%) ke level 6.466,91, sementara Nasdaq Composite melonjak tajam 396,22 poin (1,88%) menjadi 21.496,54. Hampir seluruh sektor, tepatnya 10 dari 11 sektor dalam S&P 500, membukukan penguatan. Sektor konsumsi non-pokok menjadi motor penggerak utama dengan kenaikan fantastis 3,18%. Kinerja positif juga terlihat pada indeks semikonduktor Philadelphia SE yang melonjak 2,7%, serta saham-saham megacap growth yang turut terkerek, di antaranya Tesla yang meroket 6,2%. Indeks small-cap Russell 2000, yang dikenal sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga, bahkan mencetak kenaikan 4,1% ke level tertinggi tahun ini. Dengan reli kuat ini, S&P 500 berhasil mematahkan tren pelemahan selama lima hari beruntun yang sebelumnya disebabkan oleh aksi jual pada saham-saham teknologi raksasa.

Sentimen Pasar dan Faktor Pendorong

Meskipun Nasdaq mengakhiri pekan dengan sedikit koreksi 0,6%, baik S&P 500 maupun Dow berhasil membukukan kenaikan tipis. Fenomena ini mengindikasikan adanya rotasi investor dari saham-saham teknologi raksasa ke saham dengan valuasi yang lebih menarik. Secara lebih luas, reli pasar saham AS yang terjadi sejak titik terendah April didorong oleh tiga pilar utama: laporan kinerja keuangan emiten yang tangguh, optimisme terhadap potensi kesepakatan dagang, serta ekspektasi yang semakin menguat akan pemangkasan suku bunga The Fed. Kendati demikian, bayang-bayang kekhawatiran masih menyelimuti. Zak Stambor, analis senior Emarketer, memperingatkan, “Investor menyambut komentar Powell seolah ini awal parade pemangkasan suku bunga. Tapi satu kali pemangkasan tidak cukup untuk menggerakkan konsumsi rumah tangga. Pertanyaannya, apakah ini benar-benar sinyal perubahan kebijakan The Fed, atau justru kenaikan tarif baru akan membuat mereka menahan langkah lebih lanjut.”

Pergerakan Saham Individu

Di antara pergerakan saham individu yang menonjol, Intel mengalami lonjakan 5,5% setelah tersiar kabar mengenai rencana Gedung Putih untuk mengakuisisi 10% saham perusahaan tersebut. Sejalan dengan sentimen positif dari pidato Powell, saham Coinbase melesat 6,5% seiring para investor mulai memburu saham-saham yang terkait dengan kripto. Namun, tidak semua saham menikmati keuntungan. Intuit anjlok 5% menyusul proyeksi pertumbuhan pendapatan kuartal pertama yang mengecewakan, terutama akibat kinerja unit Mailchimp yang kurang memuaskan. Demikian pula, saham Workday terpangkas 3% setelah panduan kinerja kuartal berjalan mereka hanya mampu memenuhi ekspektasi pasar. Di tengah dinamika ini, UBS Global Wealth Management turut menaikkan target akhir tahun untuk indeks S&P 500, dengan keyakinan kuat yang ditopang oleh laba korporasi yang solid, meredanya ketegangan dagang, dan ekspektasi berkelanjutan akan pemangkasan suku bunga.