KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar modal Indonesia tengah diwarnai dinamika menarik dengan sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami perubahan signifikan pada struktur pemegang saham pengendali mereka. Aksi korporasi ini tidak hanya mengubah lanskap kepemilikan, tetapi juga memicu spekulasi mengenai arah strategis dan potensi kinerja masa depan perusahaan-perusahaan tersebut.
Setidaknya ada empat emiten yang menjadi sorotan utama dalam gelombang pergeseran kendali ini. Pertama, PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) akan memiliki nakhoda baru. Aurora Dhana Nusantara, atau dikenal sebagai Ardhantara, resmi menjadi pengendali baru setelah mengakuisisi sekitar 3,27 miliar saham, setara dengan 29,21% dari modal ditempatkan dan disetor, dari PT Digital Futurama Global selaku pengendali sebelumnya. Dengan struktur kepemilikan yang baru ini, FUTR berencana melakukan transformasi bisnis yang ambisius dengan mengalihkan fokusnya ke sektor energi terbarukan.
Kedua, PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) juga tidak luput dari pergeseran kepemilikan strategis. Kendali atas IRSX kini beralih dari PT Media Digital Investindo (MDI) ke PT Matra Tri Abadi (MTA). MTA kini menggenggam 40,8% saham IRSX setelah melakukan serangkaian akuisisi. Akuisisi pertama melibatkan 1,08 miliar saham milik MDI dengan harga Rp 18 per saham. Tak berhenti di situ, MTA memperkuat posisinya dengan membeli tambahan 960 juta saham IRSX dari PT Harapan Ruang Investindo seharga Rp 15 per saham.
Ketiga, perubahan besar terjadi di emiten logistik PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP). Konglomerat terkemuka, PT Astra International Tbk (ASII), melalui anak usahanya PT Saka Industrial Arjaya, telah mencaplok mayoritas saham MMLP, tepatnya 83,67%. Masuknya entitas sebesar Astra Group diprediksi akan membawa dampak signifikan terhadap prospek bisnis MMLP ke depan.
Keempat, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU), emiten di sektor makanan, juga bersiap menyambut pengendali baru. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) berkolaborasi dengan perusahaan keju global asal Prancis, Bel S.A, untuk menjadi pengendali bersama di KEJU. Kemitraan strategis ini diharapkan dapat memperkuat posisi KEJU di pasar produk keju dan makanan olahan.
Katalis Jangka Pendek dan Prospek Jangka Panjang
Perubahan pengendali memang acap kali menjadi pemicu euforia di pasar saham. Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menjelaskan bahwa fenomena ini umumnya menjadi katalis jangka pendek. Investor kerap berekspektasi akan hadirnya strategi bisnis yang inovatif dan suntikan modal segar yang dapat mendorong pertumbuhan emiten. “Bagi investor, euforia awal bisa jadi momentum trading. Tapi untuk investasi sebaiknya fokus pada fundamental dan rekam jejak pengendali baru,” kata Sukarno kepada Kontan, Senin (25/8/2025).
Dari deretan emiten yang mengalami perubahan pengendali, Sukarno menilai MMLP memiliki potensi paling kuat untuk jangka panjang berkat masuknya ke dalam ekosistem Astra yang dikenal solid. Sementara itu, KEJU juga menarik perhatian karena sinergi dengan Bel S.A berpotensi memperluas pasar consumer staples. FUTR menjanjikan narasi energi terbarukan yang menarik, namun eksekusi dan pencapaiannya masih perlu dibuktikan. Berbeda dengan IRSX yang dinilai lebih spekulatif, mengingat model bisnis digitalnya belum sepenuhnya stabil dan masih mencatat kerugian.
Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto, turut mengamati bahwa perubahan pengendali emiten telah menjadi tren baru belakangan ini. William menyoroti pengalaman positif sejumlah saham yang harga sahamnya melonjak setelah berganti pengendali, seperti PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Meski demikian, William mengingatkan bahwa tidak semua saham akan merasakan euforia serupa. “Kadang-kadang investor perlu waktu untuk mengamati perkembangan dari kinerja emiten untuk menentukan minat di waktu yang akan datang,” ujar William kepada Kontan, Minggu (24/8/2025). Ia juga menambahkan bahwa pergerakan saham IRSX, MMLP, dan FUTR belakangan ini sudah menunjukkan respons positif dari pasar. “Bagi investor, mengikuti tren sah-sah saja. Tapi jangan sampai lupa bahwa tren pasti ada akhirnya dan selalu usahakan buy on weakness untuk meminimalisir risiko kerugian,” tambah William.
Rekomendasi Saham
Menyikapi perkembangan ini, para analis memberikan rekomendasi yang berbeda untuk para investor. Sukarno Alatas menyarankan aksi beli untuk saham MMLP dengan target harga Rp 650 per saham dan saham KEJU di target harga Rp 750 per saham. Sementara itu, untuk saham FUTR dan IRSX, Sukarno menyematkan rekomendasi “wait and see“, menunggu kejelasan lebih lanjut.
Di sisi lain, William Hartanto juga merekomendasikan aksi beli untuk saham MMLP dengan target harga di kisaran Rp 615–Rp 700. Ia juga menyarankan beli saham IRSX dengan estimasi target harga Rp 130–Rp 180 setelah suspensi perdagangan dicabut, serta saham FUTR dengan proyeksi harga Rp 200 per saham usai perdagangan kembali dibuka dari suspensi. Investor diharapkan dapat mempertimbangkan analisis ini dalam membuat keputusan investasi mereka di tengah dinamika aksi korporasi di BEI.
Ringkasan
Beberapa emiten di BEI mengalami perubahan pengendali saham, memicu spekulasi tentang strategi dan kinerja masa depan. Empat emiten yang menjadi sorotan adalah FUTR (beralih fokus ke energi terbarukan), IRSX (beralih ke PT Matra Tri Abadi), MMLP (dicaplok Astra International), dan KEJU (kemitraan dengan Garudafood dan Bel S.A.). Perubahan ini berpotensi menjadi katalis jangka pendek di pasar saham.
Analis memberikan rekomendasi berbeda terhadap emiten-emiten tersebut. MMLP dan KEJU direkomendasikan untuk dibeli karena prospek jangka panjang yang menjanjikan. Sementara itu, FUTR dan IRSX disarankan untuk “wait and see” karena masih membutuhkan pembuktian eksekusi dan model bisnis yang stabil. Investor disarankan untuk mempertimbangkan fundamental dan rekam jejak pengendali baru sebelum berinvestasi.