Ifonti.com Pasar kripto diguncang oleh penurunan signifikan Bitcoin (BTC) yang terjun bebas ke level terendah dalam tujuh minggu terakhir. Aset digital utama ini sempat diperdagangkan di bawah US$109.000, sekaligus melenyapkan seluruh keuntungan yang telah terkumpul sejak pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di Jackson Hole pada Jumat lalu.
Penurunan tajam ini segera memicu gelombang konsekuensi yang menyakitkan bagi para trader. Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, diperkirakan sekitar 200.000 trader mengalami likuidasi, dengan total kerugian mencapai lebih dari US$900 juta. Mayoritas dari likuidasi massal ini menimpa posisi long, sebagaimana dilaporkan oleh CoinGlass.
Bitcoin Melorot, Ini 5 Kripto Top Gainers dan Top Losers 24 Jam Terakhir
Angka likuidasi yang fantastis ini terjadi seiring harga Bitcoin yang sempat menyentuh US$109.883 di Coinbase, sebuah level yang belum terlihat sejak 9 Juli. Lantas, apa yang menjadi pemicu utama koreksi mendalam ini?
Rachael Lucas, seorang analis kripto di BTC Markets, menjelaskan bahwa “tekanan jual meningkat ketika seorang pemegang besar melepas 24.000 BTC, memicu gelombang likuidasi yang beruntun.” Pernyataan ini dilansir dari laman Cointelegraph pada Selasa (26/8/2025).
Secara keseluruhan, Bitcoin kini telah terkoreksi sebesar 12% dari rekor tertingginya di US$124.000 yang dicapai pada 14 Agustus. Selain itu, aset kripto terbesar ini juga telah anjlok 7% sejak pidato Jackson Hole yang semula membangkitkan harapan.
Di tengah gejolak ini, data terkini dari Coinmarketcap pukul 09.33 WIB menunjukkan bahwa harga Bitcoin berada di US$109.751, mencatat penurunan 3,28% dalam 24 jam terakhir.
Menyikapi volatilitas ekstrem ini, para pakar pasar memberikan pandangan yang bervariasi. Bobby Ong, salah satu pendiri CoinGecko, menilai bahwa likuidasi masif ini adalah bagian tak terhindarkan dari siklus pasar kripto. “Kita harus melalui hari-hari likuidasi yang berat agar bisa naik kembali,” ujarnya, menyiratkan bahwa koreksi ini adalah fondasi untuk pertumbuhan di masa depan.
Namun, pandangan yang lebih pesimis datang dari investor emas kawakan, Peter Schiff. Ia memprediksi bahwa Bitcoin bisa anjlok lebih jauh hingga menyentuh US$75.000, sambil memberikan saran kontroversial kepada para investor: “jual sekarang, beli lebih rendah.”
Preston Pysh: Skeptisisme Bitcoiner Terhadap Institusi Tak Kunjung Reda
Tekanan jual tidak hanya membebani Bitcoin, tetapi juga menyeret seluruh pasar kripto. Kapitalisasi pasar secara keseluruhan kini tergelincir di bawah US$4 triliun, kehilangan hampir US$200 miliar dari nilainya, dan kini berada di angka US$3,84 triliun.
Di tengah badai ini, Ethereum (ETH) menunjukkan ketahanan yang relatif lebih baik, hanya turun ke US$4.340 dari sebelumnya US$4.422. Sementara itu, sejumlah altcoin populer lainnya mengalami koreksi yang lebih tajam, termasuk Solana (US$188,26), Dogecoin (US$0,211), Cardano (US$0,8416), Chainlink (US$23,39), dan Sui (US$3,38).