Obligasi Korporasi: Siap-Siap Melesat di Semester II 2025!

Ifonti.com JAKARTA – Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan geliatnya dengan penerbitan surat utang korporasi yang signifikan. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melaporkan bahwa pada periode 18–22 Agustus 2025 saja, nilai penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 4,02 triliun. Angka impresif ini didorong oleh kontribusi dari PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).

Tren positif ini sejalan dengan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang mengindikasikan lonjakan penerbitan obligasi korporasi sejak Juli hingga Agustus 2025. Bahkan, pada bulan Juli saja, total nilai penerbitan mencatatkan rekor fantastis sebesar Rp 42,9 triliun, menandakan minat yang tinggi dari korporasi untuk menghimpun dana melalui instrumen ini.

Ekonom BCA Prediksi Surplus Neraca Dagang Juli 2025 Menyusut Jadi US$ 3,0 Miliar

Mengomentari fenomena ini, Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menegaskan bahwa angka tersebut merupakan level tertinggi sepanjang tahun ini. Ia juga menyoroti bahwa aktivitas penerbitan obligasi korporasi ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata mingguan di semester I-2025. Josua menjelaskan, geliat ini sejalan dengan pola musiman, di mana para emiten memang cenderung lebih aktif menerbitkan surat utang pada paruh kedua tahun.

Josua memproyeksikan bahwa hingga akhir tahun, kinerja obligasi korporasi berpotensi akan menunjukkan kinerja yang lebih superior dibandingkan obligasi pemerintah. Proyeksi ini berbeda dengan paruh kedua tahun lalu, di mana obligasi korporasi relatif lesu akibat tingkat suku bunga yang tinggi, sehingga investor lebih memilih Surat Berharga Negara (SBN). “Dengan spread yield korporasi yang masih menarik di atas SBN, penerbitan di semester II-2025 diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” imbuh Josua kepada Kontan, Sabtu (30/8/2025).

Dengan tren penurunan yield yang terus berlanjut, return obligasi korporasi dinilai masih sangat atraktif bagi investor. Josua memaparkan, berdasarkan data PHEI per 22 Agustus 2025, yield rata-rata obligasi dengan tenor 3–5 tahun adalah sebagai berikut: AAA di kisaran 6,2–6,6%, AA di 6,5–6,9%, A di 7,8–8,3%, dan BBB di 9,3–10,3%.

Pefindo Siapkan Layanan Pemeringkatan Reksadana dan Manajer Investasi

Oleh karena itu, dengan potensi keuntungan modal (capital gain), Josua menaksir total return obligasi korporasi di semester II-2025 dapat berada di kisaran 7–9% untuk kategori investment grade (AAA–A) dan di rentang 9–10% untuk kategori BBB. Menurut Josua, pandangan ini jauh lebih positif dibandingkan dengan semester II-2024 yang cenderung stagnan.

Senada dengan pandangan tersebut, Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, juga memperkirakan bahwa korporasi akan semakin agresif dalam menerbitkan obligasi di paruh kedua tahun ini. “Penerbitan obligasi tidak hanya untuk kebutuhan dana baru, tetapi juga didorong oleh adanya kebutuhan refinancing,” jelasnya kepada Kontan, Jumat (29/8/2025).

Rudiyanto menambahkan, selain refinancing, katalis lain yang mendorong penerbitan obligasi yang lebih agresif di semester II-2025 adalah peluang mendapatkan kupon yang lebih rendah. Hal ini seiring dengan tren potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). “Kupon akan turun mengikuti BI rate, sedangkan outlook kisaran return obligasi korporasi sangat tergantung pada emiten dan peringkat (rating) obligasi tersebut,” pungkas Rudiyanto.

Ringkasan

Penerbitan obligasi korporasi di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan pada semester II-2025, dengan nilai penerbitan mencapai Rp 4,02 triliun pada periode 18-22 Agustus. Tren positif ini didorong oleh penerbitan dari PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), serta lonjakan penerbitan sejak Juli yang mencapai rekor Rp 42,9 triliun. Peningkatan ini didorong oleh kebutuhan dana baru dan refinancing.

Ekonom memperkirakan kinerja obligasi korporasi akan lebih baik dari obligasi pemerintah di semester II-2025 karena spread yield yang menarik di atas SBN dan potensi penurunan suku bunga acuan. Total return obligasi korporasi diperkirakan berada di kisaran 7-9% untuk kategori investment grade (AAA-A) dan 9-10% untuk kategori BBB, jauh lebih positif dibandingkan semester II-2024.