Pasar Obligasi Mulai Stabil, Yield SUN Turun Pasca Reshuffle Kabinet

Ifonti.com – JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia menunjukkan sinyal awal stabilisasi yang melegakan pada perdagangan Selasa (10/9), memberikan angin segar bagi para investor. Stabilisasi ini datang seiring meredanya ketidakpastian yang sempat menyelimuti pasar akibat spekulasi reshuffle kabinet Presiden Prabowo, mengembalikan kepercayaan investor.

Penguatan signifikan segera terlihat pada obligasi pemerintah seri Fixed Rate (FR). Yield Surat Utang Negara (SUN) benchmark 5 tahun (FR0104) anjlok 4,8 basis poin (bps) menjadi 5,748%, sementara yield SUN 20 tahun (FR0107) juga menunjukkan pelemahan sebesar 2,6 bps, menetap di 6,890%.

Obligasi AS Tertekan, The Fed Pangkas Suku Bunga? Ini Sebabnya

Tren penurunan yield obligasi juga menyentuh SUN 10 tahun (FR0103) yang terkoreksi 2,1 bps ke 6,410%, serta SUN 15 tahun (FR0106) yang turun 1,1 bps ke 6,815%, menandakan pergerakan positif di berbagai tenor.

Dari perspektif aktivitas perdagangan, likuiditas pasar SUN mulai menunjukkan tren melandai, sebuah indikasi positif. Volume transaksi harian menurun 20% menjadi Rp36,49 triliun, dari sebelumnya Rp45,61 triliun. Demikian pula, frekuensi perdagangan menyusut 27,24% menjadi 3.298 transaksi.

Penurunan volume dan frekuensi ini secara jelas mengindikasikan meredanya tekanan jual di pasar, serta sinyal kuat bahwa aktivitas perdagangan obligasi mulai kembali ke tingkat normal secara bertahap.

Sementara itu, seri obligasi non-benchmark juga mencatat pergerakan. FR0108 diperdagangkan dengan yield 6,403%, FR0109 di 5,728%, dan FR0087 di 5,828%, melengkapi gambaran menyeluruh pasar obligasi.

Menanggapi pergerakan pasar, Head of Fixed Income Samuel Sekuritas, Virine Sundari, menyampaikan pandangannya. Menurut Virine, rebound pada indeks obligasi ICBI dan penurunan yield SUN benchmark merupakan sinyal positif yang mencerminkan membaiknya sentimen investor di pasar obligasi Indonesia.

PALM Hentikan Penawaran Obligasi Berkelanjutan II Bertarget Rp 5 Triliun

Namun, ia juga menekankan bahwa aktivitas perdagangan masih dibayangi oleh sikap hati-hati investor, dengan partisipasi yang cenderung selektif, mengindikasikan bahwa kewaspadaan tetap menjadi kunci. “Prospek jangka pendek pasar obligasi bersifat hati-hati optimistis,” jelas Virine dalam risetnya yang diterbitkan Kamis (11/9). “Kami memperkirakan stabilisasi akan terus berlanjut seiring meredanya kekhawatiran politik dan bergesernya kembali fokus investor pada fundamental makroekonomi Indonesia.”

Di sisi lain, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, turut memberikan perspektif global. Fikri menyoroti penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS di semua tenor pada perdagangan kemarin, sebuah sentimen positif yang dapat menular ke pasar domestik.

Pasar global kini menanti dengan cermat rilis indeks harga konsumen (IHK) AS pada pukul 19.30 WIB hari ini, setelah sebelumnya indeks harga produsen (IHP) menunjukkan sinyal pelemahan, yang dapat memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter The Fed.

Menurut Fikri, kombinasi harmonis antara perkembangan kebijakan fiskal yang solid di dalam negeri dan sentimen positif yang berasal dari penurunan yield obligasi AS akan menjadi dukungan signifikan bagi stabilitas pasar obligasi domestik. “Kami mengantisipasi yield SUN 10 tahun akan melanjutkan tren penurunan pada hari ini (11/9), dengan proyeksi pergerakan di kisaran 6,27%–6,47%,” tambahnya.

Mayora Indah (MYOR) Telah Lunasi Obligasi Senilai Rp 295 Miliar

Dengan prospek pasar yang mulai membaik, para analis juga telah merilis rekomendasi investasi mereka untuk para pelaku pasar. Virine Sundari dari Samuel Sekuritas menyarankan obligasi seri FR0091, FR0089, FR0085, FR0072, dan FR0067 sebagai pilihan investasi yang menarik. Sementara itu, Fikri C. Permana dari KB Valbury Sekuritas merekomendasikan seri FR0104, FR0105, dan FR0108 kepada investor.