JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tengah mengambil langkah strategis yang signifikan untuk memperkuat posisinya di pasar emas global. Merespons tren harga logam mulia yang bergerak bullish, emiten tambang pelat merah ini berencana meningkatkan kapasitas produksi emasnya secara substansial. Inisiatif terbaru ANTM adalah pembangunan pabrik manufaktur emas baru yang diberi nama Avere, berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Proyek ambisius ini merupakan buah kerja sama strategis dengan PT Freeport Indonesia, di mana ANTM akan menyerap hingga 30 ton hasil pemurnian emas dari Freeport setiap tahunnya untuk menopang operasional fasilitas terbarunya tersebut. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho Rudjito, menjelaskan bahwa pabrik Avere diproyeksikan akan meningkatkan kapasitas produksi emas Antam secara signifikan, mencapai sekitar 5 juta batang atau koin emas per tahun. Investasi yang digelontorkan untuk proyek vital ini diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun. Saat ini, proyek Avere masih dalam tahap prakonstruksi, dengan fokus menuntaskan pemilihan kontraktor EPC (Engineering, Procurement, and Construction) guna memastikan percepatan pembangunan.
Senada, Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menegaskan bahwa pembangunan pabrik di Gresik ini adalah upaya strategis untuk memenuhi lonjakan permintaan emas dan meningkatkan produksi kepingan emas untuk masyarakat. Ditargetkan, pabrik Avere akan mulai berproduksi penuh pada kuartal akhir tahun 2027.
Strategi sourcing atau ketersediaan pasokan emas menjadi pilar krusial bagi keberlanjutan penjualan Antam, yang pada paruh pertama tahun ini saja telah mencatatkan angka impresif 29,3 ton kepingan emas. Arianto menyoroti bahwa hingga kini, sekitar 78% pasokan emas Antam masih bergantung pada impor. Sementara itu, hanya 22% yang berasal dari pasokan domestik, dengan mayoritas pasokan tersebut disumbang oleh Freeport. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, penguatan rantai pasok emas domestik, khususnya melalui kerja sama yang lebih erat dengan Freeport, menjadi fokus utama Antam untuk mencapai kemandirian dan efisiensi operasional.
Langkah ekspansif ini semakin didukung oleh kinerja finansial Antam yang cemerlang. Pada semester I/2025, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,70 triliun, melonjak tajam 202,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp1,55 triliun. Lonjakan laba bersih ini didorong oleh pertumbuhan penjualan yang meroket 154,51% secara tahunan (year on year/YoY) mencapai Rp59,01 triliun. Kontributor utama dari performa penjualan yang luar biasa ini adalah segmen emas, yang menyumbang pendapatan Rp49,53 triliun, menegaskan dominasi dan potensi besar bisnis emas Antam.
Meskipun proyeksi jangka panjang harga emas tetap positif, data terbaru dari Reuters pada Jumat (12/9/2025) menunjukkan sedikit pergerakan korektif. Harga emas di pasar spot tercatat turun tipis 0,2% menjadi US$3.632,49 per troy ounce, setelah sempat anjlok hingga 0,6% sebelum rilis data ekonomi AS. Senada, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga melemah 0,2% di posisi US$3.673,60. Namun, perlu dicatat bahwa beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa, harga emas masih sempat menyentuh rekor tertinggi di US$3.673,95 per troy ounce, menggarisbawahi volatilitas namun juga potensi kekuatan fundamental harga logam mulia ini.
Disclaimer: Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca, dan Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi tersebut.