WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggambarkan dialognya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai sesuatu yang berjalan “rasional”. Pernyataan ini menyoroti pembicaraan telepon intensif yang mereka lakukan pada 18 Maret lalu, yang berlangsung selama dua setengah jam, fokus pada upaya meredakan konflik Ukraina dan menegaskan kembali komitmen bersama untuk menormalisasi hubungan AS-Rusia.
Dalam wawancara dengan portal berita OutKick pada Ahad, 23 Mei 2025, Trump menegaskan pandangannya. “Kami telah melakukan beberapa diskusi yang sangat rasional dan saya hanya ingin melihat orang-orang tidak lagi terbunuh,” ujarnya, menyoroti urgensi untuk menghentikan kekerasan dan tragedi kemanusiaan.
Lebih lanjut, Trump mengeklaim memiliki pemahaman yang mendalam tentang pemimpin Rusia tersebut, menyatakan bahwa ia mengenal Putin “dengan sangat baik”. Ia juga mengungkapkan kepuasannya terhadap stabilitas hubungan AS-Rusia sejak periode jabatan presiden pertamanya, meskipun berbagai tuduhan terkait intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS sempat mencuat dan menjadi sorotan publik.
Salah satu poin krusial dari percakapan telepon pada 18 Maret itu adalah kesepakatan Putin untuk menyetujui usulan Trump. Usulan tersebut menyerukan agar pihak-pihak yang berkonflik di Ukraina menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi selama 30 hari, sebagai langkah menuju deeskalasi. Namun, ironisnya, hanya beberapa jam setelah kesepakatan itu tercapai, Kementerian Pertahanan Rusia pada keesokan harinya melaporkan bahwa Ukraina telah melancarkan serangan terhadap gudang penyimpanan minyak di Rusia.