Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas pada Pekan Ini, Berikut Sentimennya

JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi masih memiliki peluang untuk menunjukkan penguatan terbatas sepanjang pekan ini. Fokus utama para pelaku pasar dan investor akan tertuju pada sejumlah sentimen penting, termasuk keputusan suku bunga dari dua bank sentral berpengaruh: Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat dan Bank Indonesia (BI) di dalam negeri.

Menurut Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, dinamika rupiah pekan ini sangat dipengaruhi oleh hasil rapat Dewan Gubernur The Fed. Selain itu, serangkaian data ekonomi global yang dijadwalkan rilis juga akan menjadi penentu arah nilai tukar, seperti data penjualan ritel di Amerika Serikat, neraca perdagangan Eurozone, serta angka inflasi Jepang.

Josua menjelaskan lebih lanjut pada Jumat (12/9/2025), bahwa potensi pelemahan data ekonomi di Amerika Serikat dapat signifikan menekan dolar AS. Kondisi ini, pada gilirannya, akan memberikan dukungan kuat bagi rupiah untuk menguat.

Tak kalah krusial, keputusan Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan yang akan diumumkan pada 17 September juga menjadi faktor penentu pergerakan rupiah. Meskipun pasar keuangan sebagian besar memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga, Josua menyoroti bahwa sinyal kuat terkait stabilisasi nilai tukar dan koordinasi fiskal yang solid dapat mendorong peningkatan kepercayaan investor secara signifikan.

Meski sentimen positif menopang, Josua juga mengingatkan akan adanya risiko yang dapat menahan laju penguatan rupiah. Ketidakpastian politik domestik serta fluktuasi harga komoditas global menjadi perhatian utama. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ini, Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat terbatas, diperkirakan berada dalam rentang Rp 16.300 hingga Rp 16.450 per dolar AS untuk pekan ini.

Sebagai gambaran, data dari Bloomberg menunjukkan bahwa pada penutupan perdagangan Jumat (12/9/2025), rupiah spot ditutup di level Rp 16.375 per dolar AS. Posisi ini menandai penguatan sebesar 0,53% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Secara akumulatif dalam sepekan terakhir, rupiah telah membukukan penguatan sebesar 0,35% dari posisi Rp 16.433 pada pekan sebelumnya.

Selaras dengan itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor BI), rupiah tercatat ditutup pada level Rp 16.391 per dolar AS, menunjukkan penguatan 0,47% dari hari perdagangan sebelumnya. Sepanjang pekan, nilai tukar rupiah berdasarkan Jisdor juga membukukan penguatan sebesar 0,29%.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah diperkirakan memiliki potensi penguatan terbatas pada pekan ini, dipengaruhi oleh keputusan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia. Data ekonomi global seperti penjualan ritel AS dan inflasi Jepang, serta sinyal stabilisasi nilai tukar dari BI, akan menjadi faktor penentu.

Namun, penguatan rupiah dapat tertahan oleh ketidakpastian politik domestik dan fluktuasi harga komoditas. Rupiah diproyeksikan bergerak stabil cenderung menguat terbatas, dengan rentang Rp 16.300 hingga Rp 16.450 per dolar AS.