ANTM Andalkan Emas! Rekomendasi Sahamnya? Cek Sebelum Investasi!

Ifonti.com JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat kinerja yang menggembirakan pada semester I-2025. Segmen emas masih menjadi penopang utama pertumbuhan pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan ANTM pada kuartal II-2025 naik 25,7% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp 32,9 triliun. Ini membuat pendapatan semester I-2025 tercatat sebesar Rp 59,0 triliun.

Sedangkan dari sisi bottom line, laba bersih kuartal II-2025 naik 20,4% QoQ menjadi Rp 2,6 triliun. Jika ditarik ke semester I-2025, laba bersih perseroan melonjak 202,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 4,7 triliun.

Fasilitas Baru Topang Kinerja Aneka Tambang (ANTM), Cek Rekomendasi Sahamnya

Adapun segmen emas berkontribusi 83,9% terhadap total pendapatan semester I-2025.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mencermati, kinerja positif perseroan ditopang harga emas dunia yang masih bullish. 

“Ke depan, kami kira emas masih akan menjadi tulang punggung hingga akhir tahun,” terangnya kepada Kontan, Senin (15/9/2025).

Apalagi, lanjut Miftahul, ANTM juga sudah menyiapkan langkah strategis dengan pembangunan fasilitas pencetakan emas baru di Gresik, Jawa Timur. 

Bila rampung, ia menilai, proyek ini akan memperkuat efisiensi rantai pasok dan kapasitas produksi emas. “Sehingga, hal ini dapat membuka peluang margin yang lebih sehat dalam periode mendatang,” lanjut Miftahul.

Antam (ANTM) Diversifikasi Penjualan Feronikel ke Korea Selatan dan India

Selain emas, kinerja bijih nikel juga menunjukkan pertumbuhan signifikan pada paruh pertama 2025.

Diketahui, penjualan bijih nikel melonjak 243,4% YoY menjadi Rp 6,7 triliun, didukung kenaikan average selling price (ASP) yang turut mendorong margin EBITDA naik menjadi 11,4% pada semester I-2025.

“Hal ini berkat permintaan global yang tinggi, khususnya untuk kebutuhan baterai EV,” terang Miftahul.  

Lebih lanjut, saat ini, perseroan juga mendekati tahap commissioning proyek SGAR Mempawah, di mana ANTM memiliki 40% saham. 

Menurut Miftahul, proyek ini bisa menjadi katalis penting bagi diversifikasi pendapatan dari segmen bauksit.

Dus, hingga akhir tahun, ia memprediksi prospek ANTM masih akan solid. Meskipun, Miftahul menegaskan pergerakan harga komoditas global juga harus dicermati investor.

“Kelanjutan proyek strategis dan arah kebijakan hilirisasi pemerintah juga perlu dipantau,” imbuhnya.  

Dengan pertimbangan tersebut, Miftahul merekomendasikan hold ANTM dengan target harga Rp 4.000 per saham.