Ifonti.com, JAKARTA. Perdagangan Bursa Asia pada Rabu (17/9/2025) pagi menunjukkan pergerakan yang bervariasi, namun mayoritas indeks tercatat melemah. Ketidakpastian menyelimuti pasar menjelang keputusan penting dari Federal Reserve.
Pada pukul 08.17 WIB, beberapa indeks utama Asia menunjukkan kinerja beragam. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah tipis 39,92 poin atau 0,08% ke level 44.867,99. Penurunan juga terlihat pada Kospi Korea Selatan yang merosot 32,92 poin atau 0,95% ke 3.416,35, serta ASX 200 Australia yang terkoreksi 47,05 poin atau 0,55% ke 8.829. Indeks Taiex Taiwan juga turun 16,96 poin atau 0,07% ke 25.614,97, sementara Straits Times Singapura melemah 6,71 poin atau 0,19% ke 4.329,66.
Di sisi lain, beberapa indeks berhasil mencatat kenaikan. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat signifikan 115,68 poin atau 0,44% ke level 26.554,19. Selain itu, FTSE Malaysia juga bergerak positif dengan kenaikan 2,07 poin atau 0,13% ke 1.602,26.
Pelemahan yang dominan di Bursa Asia ini terjadi karena para investor memilih untuk menahan diri, menerapkan strategi wait and see menjelang pengumuman keputusan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat yang dijadwalkan pada Rabu (17/9/2025) waktu setempat. Kehati-hatian pasar ini kontras dengan kondisi sehari sebelumnya.
Sebelumnya, pada Selasa (16/9), Bursa Asia justru mencatat rekor baru karena investor optimistis The Fed akan memangkas suku bunga. Namun, sentimen tersebut kini bergeser menjadi lebih hati-hati. Mengutip Bloomberg, saham di Jepang dan Korea Selatan menjadi yang paling terdampak pelemahan. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pasifik turut terkoreksi 0,2% setelah menikmati kenaikan selama sembilan hari berturut-turut.
Josh Gilbert, analis pasar dari eToro Sydney, sebagaimana dikutip oleh Bloomberg, menjelaskan bahwa “pasar masih dalam posisi wait and see dengan perhatian tertuju pada pertemuan The Fed malam ini.” Ia menambahkan bahwa “risiko terbesarnya adalah The Fed terdengar kurang dovish dibandingkan harapan pasar,” menunjukkan adanya potensi kekecewaan jika kebijakan moneter tidak selonggar yang diantisipasi.
Fokus utama para investor saat ini adalah mencari sinyal perubahan dalam proyeksi suku bunga kuartalan terbaru atau dot plot yang akan dirilis oleh The Fed. Selain itu, pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, juga akan dicermati dengan saksama untuk mendapatkan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS di masa mendatang, yang tentu akan sangat memengaruhi pergerakan pasar global.