BI Bereaksi! Kemenkeu Guyur Rp 200 Triliun ke Bank: Apa Dampaknya?

Ifonti.comBank Indonesia (BI) menyambut baik langkah strategis Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam menyuntikkan dana senilai Rp 200 triliun ke sistem perbankan nasional. Kebijakan ini, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, sangat krusial untuk memperkuat likuiditas dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi negara.

Dalam kesempatan konferensi pers pada Rabu (17/9), Perry Warjiyo menegaskan, “Kami juga menyambut baik Pak Menkeu memindahkan dana dari BI ke likuiditas perbankan, dan itu pandangan kami adalah memperkuat injeksi likuiditas yang sudah kami lakukan.” Ia menjelaskan bahwa sebelumnya BI telah proaktif mengambil berbagai langkah untuk menopang sektor keuangan, termasuk melalui injeksi likuiditas SRBI sebesar Rp 200 triliun, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 217 triliun, serta pemberian insentif likuiditas sejumlah Rp 384 triliun. Upaya ini menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas dan ketersediaan dana di pasar.

Lebih lanjut, Perry Warjiyo menekankan esensi dari sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang diusung oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Kolaborasi ini diyakini akan semakin memperkokoh fondasi ekonomi nasional. Ia menyambut positif berbagai program dan paket kebijakan yang belum lama diumumkan pemerintah, termasuk ekspansi kebijakan fiskal yang agresif. Langkah-langkah ini diharapkan mampu mendorong geliat sektor riil, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan minat serta kepercayaan dunia usaha, dan pada akhirnya, memicu lonjakan permintaan kredit di masyarakat.

Sebelumnya, detail mengenai penyaluran dana ini telah diumumkan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Pada Jumat (12/9), ia menginformasikan bahwa hanya lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang akan menerima kucuran dana pemerintah senilai Rp 200 triliun tersebut. Jumlah ini merupakan pengurangan dari rencana awal yang menyebutkan enam bank Himbara akan menerima dana yang bersumber dari Bank Indonesia (BI).

Purbaya merinci, kelima bank himbara yang beruntung menerima dana segar dari pemerintah ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) (Persero) Tbk. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, pada Jumat (12/9), Purbaya menegaskan, “Ini sudah diputuskan dan siang ini akan disalurkan. Kita kirim ke lima bank: Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI.”

Ia kemudian membeberkan alokasi spesifik untuk setiap bank: BRI menerima Rp 55 triliun, Bank Mandiri Rp 55 triliun, BNI Rp 55 triliun, BTN Rp 25 triliun, dan BSI sebesar Rp 10 triliun, menjadikannya penerima dengan porsi terkecil. “Di Mandiri itu kita taruh Rp 55 triliun, BRI Rp 55 triliun, BTN Rp 25 triliun, BNI Rp 55 triliun dan BSI Rp 10 triliun. Jadi dananya akan kita kirim. Sudah saya setujui tadi pagi, sebentar lagi dikirim,” pungkas Purbaya, mengonfirmasi proses pencairan yang telah disetujui dan siap untuk segera dieksekusi.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) menyambut baik langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang menyuntikkan dana Rp 200 triliun ke perbankan nasional. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kebijakan ini penting untuk memperkuat likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, BI juga telah melakukan injeksi likuiditas melalui SRBI, pembelian SBN, dan pemberian insentif likuiditas.

Dana Rp 200 triliun tersebut disalurkan ke lima bank Himbara, yaitu BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, dan BSI. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan alokasi dana untuk masing-masing bank, dengan BRI dan Bank Mandiri menerima alokasi terbesar, masing-masing Rp 55 triliun. Sinergi kebijakan moneter dan fiskal antara pemerintah dan BI diharapkan dapat memperkokoh fondasi ekonomi nasional.