KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sebagian besar emiten ritel yang terdaftar dalam indeks LQ45 berhasil menunjukkan kinerja yang gemilang sepanjang paruh pertama tahun 2025. Prestasi ini menyoroti kekuatan sektor ritel di tengah dinamika pasar yang terus berkembang.
Beberapa pemain kunci di industri ini, seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), secara konsisten melaporkan pertumbuhan yang positif, baik dari segi pendapatan bersih maupun laba bersih.
Pada periode enam bulan pertama tahun 2025, AMRT sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 1,88 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan sebesar 4,98% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat Rp 1,79 triliun. Dari sisi topline, pendapatan bersih AMRT juga menanjak mencapai Rp 63,81 triliun di akhir Juni 2025, melesat 7,75% yoy dari angka Rp 59,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
IHSG melemah 0,97% ke 7.464 pada Senin (4/8/2025), AMMN, BRPT, PGEO Top Losers LQ45
Tidak kalah impresif, MAPI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 960,92 miliar pada semester I-2025, melonjak 6,84% yoy dari Rp 899,33 miliar di periode serupa tahun sebelumnya. Penjualan bersih MAPI juga tumbuh kokoh 8,71% yoy, mencapai Rp 19,56 triliun, dibandingkan Rp 17,99 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Ratih D. Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, menjelaskan bahwa MAPI mampu menjaga kinerja yang stabil pada kuartal kedua tahun 2025. Hal ini terjadi meskipun di tengah ketidakpastian makroekonomi dan kondisi pasar yang kurang kondusif. Ia menambahkan, “Meskipun sebagian penjualan Lebaran bergeser ke bulan Maret, peluncuran iPhone 16 pada bulan April berhasil kembali memperkuat momentum bisnis digital kami.” Selain itu, periode libur sekolah di bulan Juni turut memberikan kontribusi positif terhadap hasil keseluruhan perusahaan.
Kinerja Suram Para Penghuni LQ45
Dalam upayanya untuk terus berinovasi, MAPI juga fokus pada diversifikasi portofolio. Ini terwujud melalui akuisisi Toast Box pada bulan April dan peluncuran Vivaia di Thailand pada bulan Juni. Langkah-langkah strategis ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan MAPI untuk selalu mengikuti tren gaya hidup konsumen serta menyajikan kurasi merek, produk, dan layanan yang relevan.
MAPI Chart by TradingView
Sementara itu, MAPA juga membukukan laba yang solid sebesar Rp 662,42 miliar, meningkat 12,86% yoy dari Rp 586,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi topline, pendapatan MAPA mencapai Rp 8,79 triliun, naik 11,5% yoy dari Rp 7,88 triliun di tahun lalu. Untuk menghadapi semester kedua tahun ini, MAPA berencana untuk terus meningkatkan efisiensi melalui pengelolaan biaya dan inventori yang disiplin, diiringi pemantauan kinerja jenama dan gerai secara seksama.
Berbeda dengan pertumbuhan laba perusahaan ritel lainnya, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) menunjukkan peningkatan penjualan meskipun harus menghadapi penurunan laba bersih. Pada semester I-2025, laba bersih ACES tercatat sebesar Rp 292 miliar, melemah 19,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 365 miliar. Namun, dari sisi penjualan, ACES justru membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 4,26 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini, meningkat 3,24% dibandingkan capaian Rp 4,13 triliun pada semester I-2024.
Kinerja Solid Peritel
Analis MNC Sekuritas, PIK Hijjah Marhama, menguraikan bahwa lonjakan laba emiten ritel utamanya didorong oleh peningkatan penjualan yang kuat pada kuartal II-2025. Momentum musiman dan faktor gaya hidup menjadi pendorong krusial. Ia menjelaskan bahwa meskipun tingkat konsumsi masyarakat secara umum masih cenderung rendah, sektor ritel yang berbasis lifestyle tetap berhasil mendapatkan dorongan positif, khususnya bagi emiten dari grup MAP seperti MAPA dan MAPI.
Lebih lanjut, kinerja positif AMRT tidak hanya ditopang oleh momentum libur Lebaran dan liburan sekolah pada kuartal II, melainkan juga oleh keberhasilan ekspansi gerai serta implementasi efisiensi operasional yang berkelanjutan. Hijjah menekankan kepada Kontan pada Senin (4/8), “Meskipun tingkat konsumsi secara umum masih rendah, kuatnya momentum di kuartal II mendorong masyarakat tetap aktif berbelanja, terutama pada segmen premium dan gaya hidup.”
IHSG Terkoreksi 0,87% ke 7.484, TOWR, MDKA dan MBMA Top Losers LQ45, Kamis (31/7)
Namun demikian, proyeksi untuk kuartal III perlu dicermati dengan seksama. Hal ini mengingat potensi penurunan penjualan secara kuartalan (QoQ) dibandingkan kuartal II, terutama karena ketiadaan katalis kuat seperti momentum Lebaran dan minimnya hari libur di periode tersebut.
Untuk MAPI, estimasi laba tahun penuh 2025 diperkirakan berada di kisaran Rp 2,2 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Meskipun diprediksi mengalami koreksi pada kuartal III, kinerja MAPI masih memiliki potensi untuk terdorong oleh momentum belanja di akhir tahun.
Kinerja Indeks LQ45 Masih Lesu di Tengah Rebalancing, Cek Rekomendasi Analis Berikut
Berdasarkan analisisnya, Hijjah merekomendasikan buy saham MAPI dengan target harga Rp 1.650 per saham. Sementara itu, untuk saham MAPA, ia merekomendasikan hold dengan target Rp 820 per saham, dan sell saham AMRT di level Rp 2.500 per saham.
Ringkasan
Emiten ritel yang tergabung dalam indeks LQ45 menunjukkan kinerja positif pada semester I-2025. Beberapa perusahaan seperti AMRT, MAPI, dan MAPA mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Kinerja ini didorong oleh momentum musiman dan faktor gaya hidup, terutama pada kuartal II-2025, meski tingkat konsumsi masyarakat secara umum masih cenderung rendah.
MNC Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham MAPI dengan target harga Rp 1.650 per saham, hold untuk saham MAPA dengan target Rp 820 per saham, dan sell untuk saham AMRT di level Rp 2.500 per saham. Proyeksi kuartal III perlu dicermati karena potensi penurunan penjualan dibandingkan kuartal II akibat minimnya katalis dan hari libur.