Ifonti.com JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot menunjukkan pelemahan signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (19/9/2025). Mata uang Garuda tersebut dibuka pada level Rp 16.573 per dolar Amerika Serikat (AS), menandai awal hari yang cukup berat bagi pasar keuangan domestik.
Angka pembukaan ini merefleksikan depresiasi sebesar 0,28% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya, yakni Rp 16.527 per dolar AS. Pelemahan rupiah ini tak berdiri sendiri, melainkan sejalan dengan tren yang melanda hampir seluruh mata uang di kawasan Asia, menunjukkan adanya tekanan pasar global yang merata.
Hingga pukul 09.00 WIB, won Korea Selatan tercatat sebagai mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, anjlok 0,42% terhadap the greenback. Tekanan jual juga kuat terasa pada peso Filipina yang ambles 0,28%, serta ringgit Malaysia yang turut turun 0,24%. Sementara itu, dolar Taiwan terdepresiasi sebesar 0,2% dan dolar Singapura sedikit tertekan 0,1%.
Tren pelemahan berlanjut pada yuan China yang terkoreksi 0,08%, diikuti oleh yuan China lainnya yang turun 0,05%. Baht Thailand pun tak luput dari dampak sentimen negatif ini, dengan pelemahan tipis 0,04% di pagi hari.
Di tengah gelombang depresiasi yang melanda banyak mata uang Asia, dolar Hongkong berhasil menjadi satu-satunya yang menunjukkan kekuatan. Mata uang ini bahkan menguat tipis 0,001% terhadap dolar AS, menjadi anomali positif di tengah lautan merah pasar valas regional.
Begini Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Perdagangan Hari Ini (19/9)
Ringkasan
Pada hari Jumat, 19 September 2025, rupiah dibuka melemah ke level Rp 16.573 per dolar AS, menunjukkan depresiasi sebesar 0,28% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Pelemahan ini sejalan dengan tren mayoritas mata uang di Asia yang juga mengalami penurunan.
Won Korea Selatan mengalami pelemahan terdalam, diikuti oleh peso Filipina dan ringgit Malaysia. Dolar Hongkong menjadi satu-satunya mata uang di Asia yang menguat terhadap dolar AS pada periode tersebut.