Ifonti.com JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada Jumat (19/9/2025), melanjutkan tren tekanan pasca pengumuman Federal Open Market Committee (FOMC) dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (19/9/2025), rupiah berada di level Rp 16.601 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini menunjukkan pelemahan sebesar 0,45% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Sementara itu, mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga tercatat melemah. Kurs Jisdor menunjukkan rupiah ditutup pada posisi Rp 16.578, atau mengalami depresiasi 0,49% dari perdagangan sebelumnya.
Rupiah Melemah 1,38% di Pekan Ini, Cermati Sentimen yang Menyeretnya
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengamati bahwa pelemahan rupiah sejalan dengan tren mata uang regional lainnya. Mata uang-mata uang di kawasan Asia umumnya tertekan oleh penguatan kembali dolar AS pasca pertemuan FOMC.
“Rupiah juga mendapat tekanan dari kebijakan pro growth pemerintah, di mana stimulus-stimulus yang diterapkan umumnya cenderung akan menekan nilai mata uang domestik,” jelas Lukman kepada Kontan pada Jumat (19/9/2025), menguraikan faktor-faktor yang menyeret kinerja rupiah.
Untuk perdagangan awal pekan depan, Senin (22/9/2025), Lukman memperkirakan bahwa mata uang Garuda masih akan cenderung berada dalam tekanan. Namun demikian, ia menambahkan optimisme terhadap peran Bank Indonesia. “BI diperkirakan akan aktif mengintervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah,” imbuhnya.
Rupiah Anjlok ke Rp 16.601 pada Hari Ini (19/9), Simak Pergerakannya di Pekan Ini
Meskipun data ekonomi domestik penting untuk pekan ini cenderung minim, Lukman mencermati bahwa perhatian investor akan tertuju pada data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) AS yang dijadwalkan rilis pada hari Jumat. Data ini sangat diantisipasi karena dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed.
Dengan mempertimbangkan sentimen tersebut, Lukman memproyeksikan pergerakan nilai rupiah pada Senin (22/9/2025) akan berada dalam rentang Rp 16.450 hingga Rp 16.600 per dolar AS, mengindikasikan potensi fluktuasi namun dengan kecenderungan tetap tertekan.