Rupiah Loyo di Awal Pekan: Peluang atau Ancaman Selasa?

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergulat di tengah tekanan, mencatat pelemahan kembali pada perdagangan awal pekan ini. Kondisi ini mengindikasikan berlanjutnya tantangan bagi mata uang Garuda di pasar valuta asing.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (22/9/2025), kurs rupiah spot ditutup di level Rp 16.611 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah tipis 0,06% dibandingkan penutupan Jumat (19/9/2025). Senada, mengacu pada data Jisdor Bank Indonesia, rupiah Jisdor juga tercatat melemah 0,17% menjadi Rp 16.607 per dolar AS, mengonfirmasi tren depresiasi.

Ekonom Bank Danamon Indonesia, Hosianna Evalita Situmorang, menjelaskan bahwa pelemahan tipis rupiah hari ini terjadi seiring penguatan dolar AS secara global. Lebih lanjut, dia menyoroti adanya kekhawatiran mengenai potensi outflow atau keluarnya investor asing dari pasar domestik, menyusul langkah pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia pada minggu sebelumnya.

Kurs Rupiah Terpuruk ke Rp 16.611 Per Dolar AS, Senin (22/9)

Melihat prospek perdagangan hari Selasa (23/9/2025), Hosianna memperkirakan pergerakan mata uang Garuda akan sangat dipengaruhi oleh hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dijadwalkan akan berlangsung besok. Selain itu, sentimen penting lainnya yang perlu dicermati meliputi potensi intervensi Bank Indonesia di pasar valuta asing serta arah pergerakan dolar AS secara global yang masih cenderung dominan setelah sinyal dari Federal Reserve (The Fed).

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Hosianna memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang konsolidasi antara Rp 16.500 hingga Rp 16.700 per dolar AS pada perdagangan Selasa (23/9/2025). Namun, dia juga mengingatkan adanya risiko uji level Rp 16.900 per dolar AS, terutama jika nilai rupiah menembus batas psikologis di atas Rp 16.700 per dolar AS.

Ringkasan

Nilai tukar rupiah kembali melemah di awal pekan, mencerminkan tekanan yang berkelanjutan terhadap mata uang Garuda. Data Bloomberg menunjukkan rupiah spot ditutup pada Rp 16.611 per dolar AS, sementara data Jisdor Bank Indonesia mencatat Rp 16.607 per dolar AS.

Pelemahan ini dipengaruhi oleh penguatan dolar AS secara global dan kekhawatiran outflow investor asing pasca pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia. Pergerakan rupiah pada hari Selasa diprediksi dipengaruhi lelang SBN, intervensi BI, dan arah dolar AS, dengan proyeksi rentang konsolidasi antara Rp 16.500-Rp 16.700, namun berisiko menembus Rp 16.900 jika melewati batas psikologis Rp 16.700.