Hari Ini (23/9) IPO Saham EMAS Listing di BEI, IHSG Diprediksi Melaju

JAKARTA. Para investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) patut mencermati momentum penting hari ini. Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), anak usaha dari raksasa tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), secara resmi tercatat di papan bursa pada hari Selasa, 23 September 2025, menandai dimulainya perdagangan perdananya.

Proses penawaran umum perdana saham (IPO) EMAS telah melalui serangkaian tahapan yang menarik perhatian pasar. Masa penawaran umum berlangsung dari 17 hingga 19 September 2025, setelah sebelumnya masa penawaran awal atau bookbuilding dilaksanakan pada 8-10 September 2025. Selanjutnya, distribusi saham IPO EMAS secara elektronik rampung pada 22 September 2025, sehari sebelum pencatatan resmi.

Antusiasme pasar terhadap IPO saham EMAS sangat tinggi. Berdasarkan penjatahan pasti (fixed allotment), penawaran ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,62 kali. Total pesanan yang masuk mencapai 7,48 miliar saham, jauh melampaui total saham yang ditawarkan dalam IPO sebanyak 1,61 miliar saham. Dengan harga penawaran Rp2.880 per saham, perusahaan tambang emas ini berhasil meraup dana segar sebesar Rp4,65 triliun.

Tingginya minat terhadap saham EMAS tidak terlepas dari kombinasi prospek cerah sektor pertambangan emas dan kehadiran tokoh-tokoh besar di baliknya. Faktor pendorong utama adalah lonjakan harga emas dunia yang mencapai rekor tertinggi pada Senin, 22 September 2025. Harga emas spot naik 0,7% menjadi US$3.709,29 per ons pada pukul 06.37 GMT, bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.711,55. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga menguat 1% menjadi US$3.743,40.

Selain sentimen positif dari harga emas global, jajaran pemegang saham EMAS juga dihiasi oleh nama-nama besar. Tercatat ada Garibaldi Thohir atau Boy Thohir yang menggenggam 905,03 juta saham EMAS, setara dengan 6,14% dari total saham keseluruhan. Kemudian, Winato Kartono memiliki 1,35 miliar saham EMAS, atau setara 9,18%. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, juga turut memegang 78,22 juta saham atau 0,53%. Tak ketinggalan, Hardi Wijaya Liong dan Santoso Kartono masing-masing memegang 3,93% dan 1,24% saham. Sebagai induk usaha, MDKA sendiri mempertahankan kepemilikan mayoritas dengan 62,01%, setara dengan 9,13 miliar saham EMAS.

Para analis pasar memberikan pandangan beragam mengenai valuasi saham EMAS. Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), berpendapat bahwa valuasi rasio harga terhadap pendapatan (PER) untuk EMAS belum relevan. Hal ini karena proyek EMAS masih dalam tahap pembangunan, sehingga pengeluaran modal (capital expenditure/Capex), arus kas operasi, dan pendapatannya masih negatif, dan belum menghasilkan return to equity (ROE) yang positif.

Wafi menambahkan, “Mengacu kinerja keuangan 2024 yang masih rugi bersih, valuasi PER belum relevan. Investor cenderung menilai berdasarkan cadangan emas, potensi produksi, dan EV/Resource.” Dia juga mencatat bahwa Price-to-Book Value (PBV) EMAS berada di kisaran 3,7–4,9x, yang tergolong lebih tinggi dibandingkan beberapa emiten tambang emas lainnya seperti MDKA (sekitar 4x), PSAB (sekitar 2,6x), dan ANTM (sekitar 2,5x). Lebih lanjut, dengan free float sekitar 10% dari total saham beredar, ketersediaan saham di pasar relatif terbatas, berpotensi mendorong volatilitas harga di awal perdagangan.

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menganalisa bahwa pencatatan IPO saham EMAS di BEI hari ini akan memberikan dinamika tersendiri terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nafan memperkirakan IHSG akan menguji level support di 7.983 dan level resistance di 8.100.