IHSG Sentuh 8.000? Cek Proyeksi IHSG Kamis 2 Oktober 2025

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menghadapi tekanan dan menguji level psikologis 8.000 pada perdagangan Kamis (2/10/2025). Kondisi ini menyusul penutupan perdagangan Rabu (1/10) yang diwarnai pelemahan sebesar 0,21%, membawa IHSG berakhir di posisi 8.043,92.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa pelemahan IHSG kemarin bersifat terbatas, sebagian besar dipicu oleh aksi profit taking yang dilakukan oleh investor.

Padahal, sentimen dari dalam negeri seharusnya cukup kuat, mengingat sejumlah data makro ekonomi Indonesia menunjukkan performa yang positif. Salah satunya adalah tingkat inflasi tahunan yang masih terkendali dalam kisaran target Bank Indonesia (BI), yakni 1,5%–3,5%. Khususnya, inflasi tahunan Indonesia tercatat naik menjadi 2,65% pada September 2025, meningkat dari 2,31% di Agustus 2025, dan menjadi angka tertinggi sejak Mei 2024.

Tak hanya itu, kinerja surplus perdagangan Tanah Air juga mencatatkan hasil impresif, melebar menjadi US$ 5,48 miliar pada Agustus 2025. Angka ini melonjak signifikan dari US$ 2,78 miliar yang tercatat di periode sebelumnya, bahkan jauh melampaui perkiraan pasar yang berada di kisaran US$ 3,99 miliar. Ini sekaligus menjadi rekor surplus perdagangan terbesar sejak Oktober 2022, sebagaimana diungkapkan Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Rabu (1/10/2025).

Di sisi lain, pergerakan IHSG pada Rabu (1/10) juga turut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Investment Advisor Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis, menambahkan bahwa berita mengenai government shutdown di Amerika Serikat (AS) turut membebani pasar. “Government shutdown di AS terjadi karena Senat gagal mencapai kesepakatan anggaran belanja tahunan pada Selasa malam waktu AS,” jelas Alrich kepada Kontan, Rabu (1/10/2025).

Dari perspektif analisis teknikal, Alrich Paskalis memaparkan bahwa histogram negatif pada indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) masih terus berlanjut, sementara Stochastic RSI berada di area pivot. Kondisi ini memperkuat prediksi bahwa IHSG berpotensi menguji level psikologis 8.000 pada perdagangan Kamis (2/10/2025).

Senada, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, juga memperkirakan IHSG akan mengalami limited upside akibat konsolidasi minor. Indikator RSI (Relative Strength Index) menunjukkan sinyal negatif, meskipun Stochastics K_D masih positif dan volume perdagangan mengalami peningkatan.

Nafan memproyeksikan bahwa IHSG akan menguji level support di 8.021 dan 7.935, dengan level resistance yang perlu dicermati di 8.152 dan 8.204. Untuk para investor, Nafan menyarankan strategi akumulasi pada saham-saham berfundamental solid dengan prospek cerah. Selain itu, investor juga disarankan untuk menerapkan strategi buy on dip atau merealisasikan keuntungan jika diperlukan, sembari aktif memanfaatkan manajemen risiko.

Sementara itu, untuk perdagangan Kamis (2/10/2025), Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pilihan, di antaranya UNVR, ANTM, JPFA, MAIN, dan PYFA.

Ringkasan

IHSG diperkirakan akan menghadapi tekanan dan menguji level 8.000 pada 2 Oktober 2025, setelah penutupan sebelumnya melemah 0,21% ke posisi 8.043,92. Pelemahan ini dipicu aksi profit taking, meski data makro ekonomi Indonesia seperti inflasi terkendali dan surplus perdagangan yang melebar signifikan memberikan sentimen positif.

Faktor eksternal seperti potensi government shutdown di AS juga membebani pasar. Analisis teknikal menunjukkan indikator yang mengarah pada potensi pengujian level psikologis 8.000. Investor disarankan untuk akumulasi saham berfundamental solid dan menerapkan strategi buy on dip serta manajemen risiko, dengan rekomendasi saham pilihan seperti UNVR, ANTM, JPFA, MAIN, dan PYFA.