JAKARTA – Pasar modal Indonesia menunjukkan permulaan bulan Oktober yang menjanjikan, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif dan kapitalisasi pasar menembus angka fantastis. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa IHSG berhasil ditutup pada level 8.118, sementara nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp15.079 triliun, menandai optimisme di kalangan investor.
Kinerja impresif ini sebagian besar terjadi dalam periode perdagangan 29 September hingga 3 Oktober 2025. Data yang dirilis BEI pada Ahad (5/10/2025) menunjukkan bahwa mayoritas indikator perdagangan saham berada di zona positif. Terjadi peningkatan signifikan pada rata-rata frekuensi transaksi harian yang naik 6,68 persen menjadi 2,62 juta kali transaksi, melampaui 2,46 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Sejalan dengan itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa juga mengalami kenaikan 5,61 persen, mencapai 49,72 miliar lembar saham dari 47,08 miliar lembar saham.
Selain frekuensi dan volume, kapitalisasi pasar BEI juga tumbuh solid sebesar 1,29 persen, mencapai Rp15.079 triliun dari Rp14.888 triliun pada pekan sebelumnya. IHSG sendiri menguat 0,23 persen, ditutup pada level 8.118,301, meningkat dari posisi 8.099,333 di pekan sebelumnya. Pencapaian ini menggarisbawahi daya tarik pasar saham domestik.
Meskipun sebagian besar indikator menunjukkan penguatan, rata-rata nilai transaksi harian BEI justru mengalami penurunan 11,24 persen, menjadi Rp25,02 triliun dari Rp28,19 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, aktivitas investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp199,79 miliar hingga akhir pekan ini. Namun, secara akumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih (net sell) yang cukup besar, mencapai Rp56,71 triliun.
Di pasar obligasi, BEI mencatat satu obligasi baru pada pekan ini. Obligasi Berkelanjutan IV Bank Victoria Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Bank Victoria International Tbk resmi tercatat pada Senin (29/9/2025). Obligasi senilai Rp750 miliar ini telah memperoleh peringkat idA- (Single A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), dengan PT Bank Mega Tbk berperan sebagai Wali Amanat.
Secara keseluruhan, hingga tahun 2025 ini, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat mencapai 135 emisi dari 73 emiten, dengan nilai Rp155,39 triliun. Jumlah ini menambah total obligasi dan sukuk yang terdaftar di BEI menjadi 637 emisi, dengan nilai outstanding sebesar Rp517,39 triliun dan 117,27 juta dolar AS, diterbitkan oleh 136 emiten. Keberagaman instrumen ini memperkaya pilihan investasi di pasar modal Indonesia.
Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp6.423,84 triliun dan 352,10 juta dolar AS. Tak ketinggalan, telah tercatat pula 7 emisi Efek Beragun Aset (EBA) di BEI, dengan total nilai Rp2,13 triliun. Berbagai instrumen ini semakin menegaskan peran penting BEI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pasar modal yang aktif dan beragam.
Ringkasan
IHSG mencatatkan kinerja positif di awal Oktober, ditutup pada level 8.118 dan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.079 triliun. Kinerja ini didukung oleh peningkatan rata-rata frekuensi dan volume transaksi harian. Investor asing mencatatkan beli bersih, namun secara akumulatif tahunan masih mencatatkan jual bersih.
BEI mencatat penerbitan obligasi baru dari Bank Victoria, menambah total emisi obligasi dan sukuk yang terdaftar. Selain obligasi, terdapat juga SBN dan EBA yang tercatat di BEI, menegaskan peran penting BEI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pasar modal yang beragam.