Ifonti.com SINGAPURA. Harga minyak naik sekitar 1,5% pada Senin (6/10/2025) setelah OPEC+ mengumumkan kenaikan produksi bulanan yang lebih rendah dari perkiraan, meredam kekhawatiran sebagian pasar terkait tambahan pasokan.
Namun, analis memperkirakan keuntungan jangka pendek akan terbatas akibat prospek permintaan yang lemah.
Futures minyak Brent naik 91 sen atau 1,4% menjadi US$ 65,44 per barel pada 03.15 GMT, sementara minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di US$ 61,77, naik 89 sen atau 1,5%.
“Lonjakan harga ini terutama didorong oleh keputusan OPEC+ yang menaikkan produksi lebih rendah dari perkiraan bulan depan, sebagai upaya menahan penurunan pasar minyak baru-baru ini,” kata analis independen Tina Teng.
Harga Minyak Naik Setelah OPEC+ Setujui Kenaikan Produksi Lebih Lambat Mulai Oktober
Pada Minggu (5/10/2025), Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan beberapa produsen kecil lainnya menyatakan akan menambah produksi mulai November sebesar 137.000 barel per hari (bph), sama seperti kenaikan bulanan Oktober, di tengah kekhawatiran pasokan yang melimpah.
Sebelum pertemuan, sumber mengatakan Rusia mengusulkan kenaikan 137.000 bph untuk menghindari tekanan pada harga, sementara Arab Saudi ingin angka yang dua, tiga, bahkan empat kali lebih tinggi untuk mempercepat pemulihan pangsa pasar.
“Keputusan OPEC+ menaikkan produksi sebesar 137.000 bph pada November masih bisa dikelola mengingat gangguan pasokan yang meningkat akibat sanksi AS dan Eropa terhadap Rusia dan Iran,” kata analis ANZ dalam catatan pada Senin.
Selain itu, Ukraina terus meningkatkan serangan terhadap fasilitas energi Rusia, termasuk menargetkan kilang Kirishi, salah satu kilang terbesar Rusia dengan kapasitas pengolahan tahunan lebih dari 20 juta ton.
Harga Minyak Melesat Usai OPEC+ Putuskan Kenaikan Produksi yang Moderat
Menteri keuangan negara-negara G7 pekan lalu menyatakan akan meningkatkan tekanan pada Rusia dengan menargetkan pihak yang masih membeli minyak Rusia dan memfasilitasi penghindaran sanksi, sebagai upaya memotong pendapatan Moskow akibat invasi ke Ukraina.
Meski demikian, analis memperkirakan fundamental permintaan yang lemah pada kuartal IV akan membatasi kenaikan harga jangka pendek.
“Tanpa katalis bullish baru dan prospek permintaan yang tidak menentu, harga minyak kemungkinan akan tetap terkendali meski kenaikan produksi OPEC+ lebih kecil dari yang dikhawatirkan,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
Harga Minyak Melonjak Pasca OPEC+ Mempertahankan Kenaikan Produksi pada Juli
Musim pemeliharaan kilang global, yang sebagian besar dimulai bulan ini, diperkirakan akan menekan permintaan. “Seiring berjalannya musim ini, peningkatan pemeliharaan kilang dapat menciptakan surplus signifikan dan memicu penjualan minyak,” tambah analis BMI dalam catatan klien.