Fenomena luar biasa mewarnai pergerakan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) sepanjang tahun ini. Kepemilikan Bangkok Bank ini berhasil mencatatkan lonjakan harga yang spektakuler, mencapai 500,53% hingga ditutup pada level Rp 5.675 pada hari ini, 6 Oktober 2025. Kenaikan drastis ini sontak menarik perhatian para pelaku pasar dan investor.
Tak mengherankan jika performa saham BNLI yang meroket ini sempat memicu pemantauan ketat dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Tercatat dua kali pada tahun ini, tepatnya pada 25 Februari dan 23 September 2025, harga saham BNLI dikategorikan sebagai unusual market activity (UMA) oleh BEI. Status UMA ini diberikan lantaran adanya peningkatan harga saham yang dianggap di luar kebiasaan pasar, mengindikasikan aktivitas yang tidak biasa.
Menanggapi gejolak harga saham BNLI yang signifikan ini, Suryadi Ong selaku Chief of Treasury Permata Bank memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa kenaikan harga saham BNLI sepanjang tahun ini sepenuhnya merupakan hasil dari keputusan investasi individual para investor dan merupakan cerminan murni dari mekanisme pasar yang berlaku di Indonesia. “Dan izin kami untuk menginformasikan bahwa pergerakan harga saham yang terjadi merupakan hasil keputusan investasi dari setiap investor mengikuti mekanisme pasar yang berlaku di Indonesia,” ujar Suryadi dalam sebuah paparan publik insidental BNLI pada Senin, 6 Oktober 2025.
Lonjakan harga saham BNLI yang fantastis ini secara otomatis memicu spekulasi dan wacana mengenai kemungkinan aksi korporasi, khususnya stock split atau pemecahan saham. Namun, Suryadi kembali menegaskan bahwa BNLI belum memiliki keputusan atau rencana resmi terkait wacana tersebut. “Untuk saat ini Perusahaan belum memiliki keputusan atau rencana yang resmi mengenai stock split, dan semua aksi korporasi seperti stock split akan dipertimbangkan secara komprehensif,” tambahnya, menandakan pendekatan yang hati-hati dan menyeluruh.
Meskipun demikian, Permata Bank berkomitmen untuk transparan. Suryadi menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa jika di masa mendatang BNLI merencanakan atau memutuskan untuk melakukan aksi korporasi apapun, termasuk stock split, informasi tersebut akan disampaikan secara resmi melalui saluran komunikasi yang telah ditetapkan perusahaan kepada publik. Ini menjamin bahwa investor akan selalu mendapatkan informasi akurat dan terkini langsung dari sumbernya.
Ringkasan
Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan lonjakan harga signifikan sebesar 500,53% hingga mencapai Rp 5.675 pada 6 Oktober 2025. Kenaikan ini menyebabkan saham BNLI dua kali masuk dalam kategori unusual market activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena dianggap di luar kebiasaan pasar.
Chief of Treasury Permata Bank, Suryadi Ong, menyatakan bahwa kenaikan harga saham merupakan hasil keputusan investasi individual dan mekanisme pasar. Meskipun muncul spekulasi mengenai stock split, BNLI belum memiliki keputusan atau rencana resmi terkait hal tersebut. Bank berkomitmen untuk menyampaikan informasi resmi terkait aksi korporasi di masa mendatang melalui saluran komunikasi perusahaan.