PT Bank Mandiri (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari keberhasilan perseroan dalam menyerap 63 persen dari total penempatan dana sebesar Rp 55 triliun dari Kementerian Keuangan. Dana injeksi ini difokuskan pada penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis, terutama yang bersifat padat karya dan berorientasi ekspor, serta yang memiliki dampak langsung terhadap masyarakat dan penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah.
Salah satu pilar utama penyaluran dana ini adalah sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan memberikan akses pembiayaan yang lebih luas, Bank Mandiri berupaya membantu jutaan pelaku usaha untuk terus tumbuh, naik kelas, dan pada akhirnya menjadi penopang ekonomi kerakyatan yang tangguh. Hingga akhir September tahun ini, penyaluran kredit dari dana pemerintah ini telah mencapai Rp 34,5 triliun, sebuah indikator progres yang signifikan.
Novita Widya Anggraini, Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, mengungkapkan optimisme perseroan terkait penyerapan dana. Menurutnya, tambahan likuiditas ini berperan sebagai katalisator penting dalam memperluas fungsi intermediasi Bank Mandiri. Dengan prioritas pada sektor-sektor dan industri padat karya serta UMKM, Novita yakin Bank Mandiri dapat menyerap 100 persen dana ini pada akhir tahun. “Sektor-sektor ini terbukti mampu menjadi penopang kehidupan ekonomi keluarga di berbagai wilayah Indonesia,” jelasnya baru-baru ini.
Selain sektor padat karya dan UMKM, pembiayaan juga disalurkan ke sektor-sektor strategis lainnya yang sejalan dengan agenda pemerintah. Ini mencakup perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan, layanan kesehatan, manufaktur, serta pengembangan kawasan industri. Langkah ini diambil untuk mendorong kemandirian ekonomi serta penguatan industri nasional yang berbasis nilai tambah domestik.
“Dengan tambahan penempatan dana dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 55 triliun, kapasitas pembiayaan Bank Mandiri semakin solid, sehingga mampu mengakselerasi sektor-sektor prioritas,” tambah Novita. Ini sejalan dengan komitmen Bank Mandiri untuk memperluas inklusi keuangan sekaligus mempererat sinergi dengan program-program pemerintah.
Novita menegaskan bahwa Bank Mandiri memastikan setiap pembiayaan tersalurkan tepat sasaran melalui akselerasi, sinergi, dan komitmen yang konsisten. “Kami meyakini langkah ini menjadi bukti nyata peran Bank Mandiri sebagai agen pembangunan yang tidak hanya mendukung korporasi besar, tetapi juga secara aktif memberdayakan ekonomi kerakyatan sebagai fondasi utama pertumbuhan nasional,” tandasnya, menggarisbawahi dampak positif yang dihasilkan bagi kesejahteraan masyarakat.
Ringkasan
Bank Mandiri berhasil menyerap 63% dari dana penempatan Rp 55 triliun dari Kementerian Keuangan, dengan fokus penyaluran kredit ke sektor strategis seperti UMKM dan sektor padat karya. Penyaluran kredit ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja di berbagai daerah, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Hingga akhir September, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp 34,5 triliun dari dana tersebut. Dana injeksi ini diharapkan dapat mendorong kemandirian ekonomi melalui pembiayaan sektor perkebunan, ketahanan pangan, hilirisasi SDA, energi terbarukan, kesehatan, manufaktur, dan pengembangan kawasan industri. Bank Mandiri berkomitmen untuk memperluas inklusi keuangan dan menjadi agen pembangunan dengan memberdayakan ekonomi kerakyatan.