Ifonti.com JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI), salah satu raksasa konstruksi nasional, berhasil membukukan nilai kontrak baru yang impresif mencapai Rp 6,5 triliun hingga kuartal III 2025. Capaian ini menjadi indikator kuat atas kinerja solid perseroan dalam mengamankan beragam proyek strategis.
Perolehan kontrak baru ADHI ini menunjukkan dominasi segmen Engineering & Construction yang menyumbang porsi terbesar, yaitu 88% dari total nilai. Sementara itu, lini bisnis Property & Hospitality berkontribusi sebesar 7%, diikuti oleh Investment & Concession dengan 3%, dan sektor Manufaktur sebesar 2%. Distribusi ini menegaskan fokus utama Adhi Karya dalam proyek-proyek infrastruktur berskala besar.
Menurut Sekretaris Perusahaan ADHI, Rozi Sparta, berdasarkan segmentasi pemilik pekerjaan, pemerintah menjadi sumber utama kontrak baru dengan porsi 50%. Kemudian, proyek dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyumbang 38%, sedangkan sektor swasta turut berkontribusi sebesar 12%. Keragaman klien ini menunjukkan kepercayaan berbagai pihak terhadap kapabilitas ADHI sebagai kontraktor terkemuka.
Adhi Karya (ADHI) dan Anak Usaha Kembangkan Hunian TOD untuk Program 3 Juta Rumah
Lebih lanjut, jika dilihat dari jenis pekerjaan, segmentasi kontrak baru didominasi oleh proyek-proyek gedung dengan angka 52%. Disusul oleh proyek Sumber Daya Air (SDA) sebesar 17%, serta sarana perhubungan sebesar 11%, dan sisanya merupakan pekerjaan lainnya. Ini mencerminkan keahlian Adhi Karya dalam berbagai jenis pembangunan infrastruktur vital.
Rozi Sparta menambahkan, total orderbook ADHI saat ini mencapai Rp 36 triliun. Jumlah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal terhadap pencapaian pendapatan perseroan hingga akhir tahun, sebagaimana disampaikannya kepada Kontan pada Rabu (22/10). Dengan cadangan pekerjaan yang signifikan, prospek keuangan ADHI terlihat menjanjikan.
ADHI Chart by TradingView
Hingga kuartal III 2025, kontributor utama pada pendapatan ADHI masih konsisten berasal dari lini bisnis engineering & construction. Tiga proyek mega infrastruktur yang menjadi tulang punggung pendapatan ADHI di antaranya adalah Proyek Jalan Tol Jakarta Cikampek Selatan, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, dan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen. Proyek-proyek strategis ini menjadi bukti nyata peran Adhi Karya dalam pembangunan konektivitas nasional.
Menatap masa depan, Rozi Sparta menyampaikan pandangan positif terhadap prospek industri konstruksi di tahun 2026. Optimisme ini didukung oleh ekspektasi keberlanjutan program pembangunan infrastruktur dari pemerintah baru, yang diyakini akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan sektor ini.
Adhi Karya (ADHI) Catat Pendapatan Rp 3,81 Triliun per Semester I 2025
Guna menghadapi dinamika pasar, perseroan menyatakan fokus utamanya adalah memperkuat fundamental bisnis serta mengasah kompetensi inti sebagai kontraktor. Pendekatan strategis ini diharapkan dapat menjaga posisi ADHI sebagai pemain kunci dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.
Ringkasan
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 6,5 triliun hingga kuartal III 2025, didominasi oleh segmen Engineering & Construction. Pemerintah menjadi sumber utama kontrak baru dengan porsi 50%, diikuti oleh BUMN (38%) dan swasta (12%). Total orderbook ADHI saat ini mencapai Rp 36 triliun.
Pendapatan ADHI masih didominasi oleh lini bisnis engineering & construction, dengan proyek-proyek tol seperti Jakarta-Cikampek Selatan, Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, dan Yogyakarta-Bawen menjadi kontributor utama. Perseroan optimis terhadap prospek industri konstruksi di tahun 2026 dan fokus memperkuat fundamental bisnis.